6 Fakta Menarik Jalak Telinga Biru yang Suka Mengikuti Mamalia Besar

Burung Jalak Telinga Biru: Penampilan Mencolok dan Perilaku Unik

Burung memiliki berbagai jenis dengan ciri khas dan habitat yang berbeda-beda. Salah satu yang menarik perhatian adalah jalak telinga biru, atau dalam bahasa ilmiah dikenal sebagai Lamprotornis chalybaeus. Burung ini sering ditemukan di wilayah Afrika Sub-Sahara dan hidup di area terbuka seperti sabana, lahan pertanian, hingga taman kota. Warna bulunya yang biru mengilap membuatnya mudah dikenali, terutama saat terkena sinar matahari.

Tidak seperti burung lain yang cenderung menyendiri, jalak telinga biru lebih suka tinggal dalam kelompok besar. Selain penampilannya yang menarik, burung ini juga memiliki perilaku unik yang jarang diketahui. Berikut beberapa fakta menarik tentang jalak telinga biru:

Habitat yang Luas dan Fleksibel

Jalak telinga biru tidak hanya terbatas pada hutan lebat atau savana terbuka, tetapi juga bisa ditemukan di dekat pemukiman manusia, taman kota, dan area pertanian. Di daerah pedesaan, mereka sering bertengger di pohon akasia atau semak-semak saat mencari mangsa serangga. Sementara itu, di kawasan urban, mereka cukup nyaman hidup berdampingan dengan manusia dan sering terlihat di tiang listrik atau bangunan tinggi.

Spesies ini tidak migrasi, artinya mereka tinggal di wilayah yang sama sepanjang tahun. Keberadaannya yang tersebar luas menjadikannya salah satu burung paling umum dan mencolok di Afrika.

Tampilan yang Menyerupai Batu Permata

Salah satu hal paling mencolok dari jalak telinga biru adalah penampilannya yang mirip batu permata hidup. Bulu-bulunya berwarna biru metalik dengan pantulan ungu dan hijau tergantung sudut cahaya. Hal ini disebabkan oleh struktur mikroskopis bulu, bukan pigmen. Matanya berwarna kuning terang, menciptakan kontras yang jelas dan memudahkan pengenalan dari kejauhan.

Burung ini memiliki ukuran sekitar 22 cm, termasuk sedang, dengan paruh hitam dan tubuh ramping yang memudahkannya bermanuver cepat. Penampilannya yang mengilap tidak hanya untuk estetika, tetapi juga digunakan dalam komunikasi antar-individu dan saat musim kawin. Pada jantan, kilau warnanya sering dimanfaatkan untuk menarik perhatian betina dan menunjukkan dominasi.

Pola Makan yang Fleksibel

Jalak telinga biru merupakan omnivora yang memakan hampir semua jenis makanan yang tersedia. Menu utamanya adalah serangga seperti belalang, jangkrik, dan semut, namun ia juga menyukai buah-buahan, biji-bijian, bahkan nektar. Burung ini kerap terlihat berjalan cepat di tanah saat berburu.

Di sisi lain, ia juga cukup cerdas dalam memanfaatkan lingkungan, seperti mengais makanan di dekat pasar atau mengikuti hewan besar untuk mencari mangsa yang terganggu oleh pergerakan mereka. Dalam kelompok, mereka kadang mencari makan bersama, yang meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko predator. Saat musim buah, mereka dapat berubah menjadi pemakan buah aktif dan ikut menyebarkan biji ke berbagai tempat.

Hidup dalam Kelompok Besar

Jalak telinga biru dikenal sebagai spesies sosial yang hidup dalam kawanan besar, sering kali terdiri dari puluhan hingga ratusan individu. Interaksi antaranggota kelompok sangat aktif, mulai dari mencari makan bersama hingga membangun sarang berdekatan. Mereka juga melakukan perawatan bulu secara berpasangan atau kelompok.

Burung ini jarang terlihat sendiri; bahkan saat bertengger pun mereka saling berdekatan dan berkomunikasi dengan suara-suara nyaring. Dalam kelompok campuran spesies pun, mereka tetap mampu menjaga identitas sosialnya. Kehidupan berkelompok ini menjadi strategi bertahan dari ancaman predator, karena lebih banyak mata yang berjaga. Selain itu, struktur sosial ini memudahkan proses pengasuhan anak dan pertukaran informasi lokasi makanan.

Bersimbiosis dengan Mamalia Besar

Salah satu fakta menarik dari jalak telinga biru adalah kebiasaannya mengikuti hewan mamalia besar seperti kerbau atau gajah. Hubungan ini bersifat komensalisme, di mana burung mendapat manfaat tanpa merugikan hewan yang diikutinya. Ketika hewan besar bergerak, mereka secara tidak langsung mengusir serangga dari semak atau rumput tinggi, yang kemudian langsung disambar oleh burung ini. Kadang, burung ini juga terlihat hinggap di punggung hewan besar tersebut, meskipun tidak memakan kutu layaknya burung pemakan parasit.

Perilaku Agresif dalam Melindungi Wilayah

Di balik sifat sosialnya yang hangat, jalak telinga biru memiliki sisi agresif dan protektif saat menyangkut urusan sarang. Burung ini akan melawan hewan lain, termasuk burung pemangsa seperti elang atau gagak, jika mereka mendekati wilayah sarangnya. Lokasi sarang biasanya berada di lubang pohon, celah dinding, atau ruang kecil yang sulit dijangkau oleh predator.

Selama musim berkembang biak, pasangan burung ini akan secara bergantian menjaga sarang dan memberi makan anak-anak mereka. Teriakan keras dan gerakan cepat digunakan untuk mengintimidasi penyusup yang mencoba mendekati sarangnya.

Jalak telinga biru tidak hanya dikenal karena bulunya yang berkilau, tapi juga karena perannya dalam menjaga keseimbangan alam. Burung ini membantu menyebarkan biji-bijian dan memangsa serangga yang bisa merusak tanaman. Salah satu perilaku menarik dari burung ini adalah kecenderungannya untuk bertelur di sarang burung lain. Meski tidak sepenuhnya seperti burung cuckoo, perilaku ini menunjukkan bahwa mereka bisa beradaptasi dengan berbagai kondisi. Unik dan penuh warna, jalak telinga biru memang layak jadi sorotan di antara burung-burung Afrika lainnya.