Kurangi Biaya MRO dengan Blanket Order Monotaro

Pentingnya Pengelolaan Biaya dalam Pengadaan MRO

Pengelolaan biaya menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi kelangsungan dan efisiensi operasional perusahaan. Salah satu aspek yang sering kali mendapat perhatian adalah pengadaan maintenance, repair, and operation (MRO). Pengadaan MRO sangat penting untuk menjaga kelancaran operasional perusahaan. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, biaya yang terkait dengan pengadaan ini bisa menjadi beban yang signifikan.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, penerapan strategi penghematan biaya jangka panjang menjadi solusi yang tepat. Salah satu cara efektif adalah melalui penggunaan blanket order. Berikut ini penjelasan lengkap tentang tantangan dalam pengadaan MRO dan bagaimana blanket order dapat membantu perusahaan meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya.

Tantangan dalam Pengadaan MRO

MRO mencakup semua kegiatan pemeliharaan, perbaikan, dan pembaruan yang diperlukan untuk menjaga operasional dan kinerja peralatan serta mesin di perusahaan. Dengan adanya MRO, perusahaan dapat memastikan bahwa peralatan tetap berjalan optimal, menghindari downtime yang mahal, serta memperpanjang umur peralatan.

Namun, pengadaan MRO sering kali dihadapkan pada berbagai tantangan yang dapat menghambat efisiensi dan menambah biaya operasional. Beberapa masalah umum dalam pengadaan MRO tradisional antara lain:

  • Proses Pembelian yang Memakan Waktu dan Biaya: Proses pengadaan MRO tradisional sering kali melibatkan pembuatan banyak pesanan pembelian (PO) kecil yang memerlukan waktu dan usaha tambahan. Setiap pembelian kecil memerlukan pengelolaan administrasi, negosiasi, dan pengiriman, yang secara keseluruhan menambah biaya operasional.
  • Volatilitas Harga: Perubahan harga bahan atau suku cadang bisa terjadi karena faktor eksternal seperti fluktuasi nilai tukar mata uang atau perubahan kebijakan pasar. Hal ini menyebabkan biaya yang tidak pasti dan mempengaruhi anggaran perusahaan.
  • Biaya Administrasi yang Tinggi: Setiap pesanan memerlukan dokumentasi dan pengelolaan yang memakan waktu dan sumber daya.
  • Risiko Kehabisan Stok atau Penumpukan Inventaris: Kehabisan stok dapat mengganggu operasional, sedangkan penumpukan inventaris menyebabkan biaya penyimpanan yang lebih tinggi dan potensi kerusakan barang.

Memahami Konsep Blanket Order

Salah satu solusi yang ditawarkan untuk menghemat biaya MRO rutin adalah dengan menggunakan blanket order. Blanket order adalah jenis kontrak pengadaan jangka panjang antara pembeli dan pemasok. Dalam kontrak ini, pembeli memesan produk atau barang untuk jangka waktu tertentu, dengan pengiriman dilakukan secara berkala sesuai jadwal. Harga dan ketentuan lainnya disepakati di awal, dan produk dikirimkan secara teratur berdasarkan kebutuhan.

Perbedaan utama antara blanket order dan spot purchase adalah dalam hal fleksibilitas dan durasi. Spot purchase adalah pembelian sekali jadi dengan pengiriman yang lebih cepat, sedangkan blanket order mencakup pemesanan jangka panjang dengan pengiriman berjadwal. Blanket order memberikan kestabilan harga dan pasokan selama periode kontrak, sementara spot purchase lebih cocok untuk pembelian yang tidak terjadwal dan kebutuhan mendesak.

Mengapa Blanket Order dari monotaro.id Menjadi Solusi?

Dalam konteks pengadaan MRO, layanan blanket order dari monotaro.id sangat direkomendasikan. Sebab, melalui e-commerce MRO ini, perusahaan dapat memastikan ketersediaan barang MRO yang stabil, mengurangi biaya administrasi, serta mempermudah pengelolaan inventaris.

Monotaro.id menawarkan berbagai macam produk MRO yang lengkap, seperti perkakas, alat keselamatan, suku cadang, bahan kimia, dan lainnya. Mereka juga mampu memenuhi volume pesanan yang besar dan pengiriman yang reliable. Sistem distribusi mereka yang efisien memastikan ketersediaan barang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Selain itu, monotaro.id menyediakan platform online yang memudahkan Anda dalam membuat dan mengelola blanket order. Anda dapat dengan mudah melacak pesanan, melihat stok, dan memperbarui pengiriman melalui sistem yang ramah pengguna.

Strategi Penghematan Biaya Jangka Panjang

Pengurangan biaya jangka panjang merupakan tujuan utama bagi banyak perusahaan yang ingin meningkatkan efisiensi operasional dan mengoptimalkan anggaran. Berikut adalah beberapa cara blanket order dapat membantu perusahaan:

  • Pengurangan Biaya Administrasi & Proses: Blanket order memungkinkan perusahaan mengurangi jumlah PO yang dibuat, mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk negosiasi, serta mengurangi biaya overhead pengadaan.
  • Optimasi Stok & Inventaris: Dengan blanket order, pengiriman just-in-time memungkinkan perusahaan mengurangi biaya penyimpanan. Selain itu, blanket order membantu mengurangi risiko obsolescence atau penumpukan stok.
  • Efisiensi Operasional Meningkat: Blanket order memberikan pengelolaan MRO yang lebih efisien, sehingga karyawan pengadaan dapat lebih fokus pada tugas strategis lainnya.

Langkah-Langkah Blanket Order di monotaro.id

Untuk memanfaatkan manfaat blanket order di monotaro.id, Anda dapat mengikuti langkah-langkah sederhana berikut:

  1. Formulir Pengajuan: Isi formulir pengajuan dengan informasi pemohon, kontak, dan nama perusahaan.
  2. Kirim Pengajuan: Setelah mengirimkan pengajuan, Customer Support akan mengonfirmasi dan memverifikasi daftar produk, jumlah, periode kontrak, dan frekuensi pengiriman.
  3. Proses Pengajuan: Customer Support Specialist akan memproses pengajuan Anda dalam 1-3 hari kerja setelah menerima semua data.
  4. Tanda Tangan Pengajuan: Anda akan menerima draft kontrak yang perlu Anda review dan tandatangani.
  5. Pengajuan Disetujui: Setelah kontrak disetujui, kirimkan file kontrak yang sudah ditandatangani untuk melanjutkan pengadaan.

Penggunaan blanket order melalui monotaro.id memberikan solusi cerdas untuk pengadaan MRO rutin yang lebih efisien dan hemat biaya. Dengan blanket order, perusahaan dapat mengurangi biaya administrasi, mengoptimalkan pengelolaan stok, dan memastikan ketersediaan barang yang tepat waktu. Jika Anda ingin melakukan blanket order untuk produk MRO, maka monotaro.id adalah solusinya.

Emiten Nikel Tampilkan Kinerja Menggembirakan, Ini Saran Analisnya

Kinerja Positif Emitter Nikel di Semester I-2025

Beberapa perusahaan produsen nikel di Indonesia berhasil menunjukkan kinerja keuangan yang positif pada semester pertama tahun 2025. Meskipun harga komoditas tersebut sedang mengalami penurunan, sejumlah emiten tetap mampu mencatat pertumbuhan yang signifikan.

Salah satu contohnya adalah PT PAM Mineral Tbk (NICL). Perusahaan ini mencatat peningkatan penjualan sebesar 152,07% secara year on year (YoY) menjadi Rp 1,05 triliun. Laba bersih NICL juga melonjak hingga 386,51% YoY menjadi Rp 358,07 miliar. Peningkatan ini didorong oleh kenaikan volume penjualan nikel sebesar 166,46% YoY menjadi 1.885.433 metrik ton.

Selain NICL, PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) juga mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 115,3% YoY menjadi Rp 950,7 miliar. Laba bersih DKFT meningkat 38,2% YoY menjadi Rp 310,3 miliar. Volume penjualan bijih nikel DKFT naik 158,9% YoY menjadi 1,8 juta metrik ton, sementara produksi bijih nikelnya tumbuh 140,3% YoY menjadi 1,7 juta metrik ton.

PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel juga mencatat kenaikan pendapatan sebesar 10,16% YoY menjadi Rp 14,10 triliun. Laba bersih NCKL meningkat 18,77% YoY menjadi Rp 4,05 triliun. Dari sisi operasional, total penjualan bijih nikel NCKL mencapai 12,36 juta wet metric ton (wmt) pada semester I-2025, tumbuh 48% YoY. Di segmen hilir, smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) NCKL mencatat penjualan sebesar 84.817 ton kandungan nikel, sedangkan smelter High Pressure Acid Lead (HPAL) mencatat penjualan MHP dan NiSO sebesar 65.310 ton.

Di sisi lain, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengalami penurunan pendapatan sebesar 10,86% YoY menjadi US$ 426,74 juta. Laba bersih INCO turun 32,29% YoY menjadi US$ 25,25 juta. Namun, INCO berhasil meningkatkan produksi nikel dalam matte sebesar 2% YoY menjadi 35.584 ton. Pengiriman nikel juga meningkat dari 17.096 ton pada kuartal I-2025 menjadi 18.023 ton pada kuartal II-2025.

Manajemen INCO tetap optimistis terhadap prospek bisnis perusahaan pada semester II-2025. Optimisme ini didasarkan pada persetujuan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) untuk 2,2 juta ton bijih saprofit dari Blok Bahodopi serta peningkatan harga baru dengan pelanggan untuk produk nikel matte.

Sementara itu, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) belum merilis laporan keuangan, namun berhasil memproduksi bijih nikel sebanyak 9,10 juta wmt atau naik 117% YoY pada akhir semester I-2025. Penjualan bijih nikel ANTM juga melesat 144% YoY menjadi 8,20 juta wmt.

Analis Korean Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi menyatakan bahwa kinerja positif sebagian besar emiten nikel dipengaruhi oleh lonjakan volume produksi atau penjualan bijih nikel. Kenaikan volume ini mampu mengompensasi penurunan harga nikel. Mengutip Trading Economics, harga nikel berada di level US$ 15.037 per ton pada Senin (4/8), turun 1,72% year to date (ytd) sejak awal tahun.

Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan menambahkan bahwa peluang bagi emiten nikel untuk kembali meraih kinerja positif masih terbuka pada semester II-2025. Pertumbuhan produksi dari masing-masing emiten dan potensi pembatasan pasokan di dalam negeri dapat mengurangi tekanan harga global. Permintaan dari sektor stainless steel global juga mulai pulih.

Menurut Ekky, emiten nikel yang berpeluang unggul pada sisa tahun ini adalah mereka yang mampu menjaga volume produksi dan penjualan tinggi dengan struktur biaya efisien. NCKL terlihat unggul karena margin penjualan ekspor dan pipeline hilirisasi yang kuat. Emiten lain seperti NICL dan DKFT juga mencatat perbaikan profitabilitas yang signifikan.

Di lain pihak, ANTM tetap menjadi tolok ukur utama bagi sektor nikel di Indonesia. Sementara INCO lebih sensitif terhadap fluktuasi harga komoditas. Pemulihan kinerjanya sangat bergantung pada perbaikan harga nikel di pasar global.

Ekky melihat bahwa NCKL dan ANTM layak dikoleksi investor sebagai core holding di sektor nikel. Saham DKFT cocok untuk strategi momentum atau swing trading, sedangkan saham INCO bersifat spekulatif dengan berbasis sentimen harga nikel.

Saham NCKL berpotensi melanjutkan penguatan ke target harga berikutnya di kisaran Rp 1.080—1.100 per saham. Saham ANTM saat ini sedang tertekan, namun jika bisa berbalik arah, ada potensi kembali ke atas level Rp 3.000 dengan target harga Rp 3.800—4.000 per saham secara jangka panjang. Adapun saham INCO berpotensi kembali ke level Rp 4.300—4.400 per saham dalam jangka menengah.

Wafi berpendapat bahwa NCKL berpotensi menjadi emiten nikel dengan kinerja paling unggul karena adanya integrasi bisnis yang solid dari hulu ke hilir, diversifikasi produk nikel, dan efisiensi operasional. Saham NCKL layak dicermati investor dengan target harga di level Rp 1.300 per saham.