Inisiatif Jalur Sutra, Proyek Infrastruktur Tiongkok Global

Sejarah dan Perkembangan Belt and Road Initiative (BRI)

Belt and Road Initiative (BRI) adalah inisiatif infrastruktur global yang dipimpin oleh Tiongkok, bertujuan untuk memperkuat konektivitas antar negara di Asia, Eropa, Afrika, dan Amerika Latin. Proyek ini mencakup pembangunan bandara, pelabuhan, jalan raya, jalur kereta api, serta jaringan telekomunikasi. BRI dirancang untuk meningkatkan perdagangan, investasi, dan kerja sama internasional. Meskipun ada berbagai pandangan mengenai dampaknya, BRI memberikan peluang besar dalam membangun hubungan ekonomi yang lebih kuat.

BRI terdiri dari dua komponen utama: Jalur Sutra Darat dan Jalur Sutra Laut. Jalur Sutra Darat menghubungkan Tiongkok dengan Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Tengah, dan Eropa melalui jalur darat. Sementara itu, Jalur Sutra Laut menghubungkan Tiongkok dengan wilayah pesisir di Asia Tenggara, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika Timur melalui jalur laut. Beberapa proyek penting termasuk Koridor Ekonomi China-Pakistan, Koridor Ekonomi China-Mongolia-Rusia, serta Jembatan Darat Eurasia Baru.

Lebih dari 140 negara telah bergabung dengan BRI, termasuk beberapa anggota Uni Eropa. Tiongkok memberikan pinjaman hingga lebih dari 1 triliun dolar kepada negara-negara berkembang, menjadikannya salah satu kreditor terbesar di dunia. Inisiatif ini terus berkembang dan menawarkan peluang baru bagi negara-negara peserta.

Awal Mula dan Tujuan BRI

BRI diluncurkan pada tahun 2013 oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping. Dalam kunjungan ke Kazakhstan pada bulan September 2013, ia meresmikan Sabuk Ekonomi Jalur Sutra. Rencana ini bertujuan untuk menciptakan infrastruktur darat yang memperkuat hubungan regional. Inisiatif ini juga terinspirasi oleh Jalur Sutra kuno yang pernah menghubungkan Tiongkok dengan dunia barat.

Selain Jalur Sutra Darat, Xi Jinping juga memperkenalkan Jalur Sutra Maritim untuk meningkatkan hubungan laut antara Asia dan Afrika Timur. Awalnya, inisiatif ini dikenal sebagai One Belt, One Road, tetapi namanya diubah menjadi Belt and Road Initiative pada tahun 2015 agar lebih mencerminkan cakupannya yang lebih luas.

Dampak Ekonomi Global

Meskipun banyak proyek BRI dibangun oleh kontraktor Tiongkok, inisiatif ini telah menciptakan lebih dari 400.000 lapangan kerja di negara-negara tuan rumah. Selain itu, BRI membantu mengangkat lebih dari 40 juta orang keluar dari kemiskinan. Contoh nyata adalah Koridor Ekonomi China-Pakistan, yang memiliki investasi lebih dari 60 miliar dolar. Proyek ini melibatkan pembangunan jalan raya, jalur kereta api, dan pembangkit listrik tenaga surya pertama di Pakistan.

Proyek besar lainnya adalah fasilitas gas alam cair di Semenanjung Yamal Rusia, yang dikembangkan melalui kemitraan antara Tiongkok dan Rusia. Meskipun beberapa proyek masih belum selesai atau di bawah ekspektasi, Tiongkok menyatakan bahwa lebih dari 3.000 proyek telah berhasil diselesaikan di seluruh dunia.

Pada Oktober 2023, para pemimpin dan perwakilan dari berbagai negara berkumpul di Beijing untuk merayakan 10 tahun BRI. Di antara mereka adalah Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Hungaria Viktor Orbán. Pada awal 2020-an, Tiongkok berkomitmen sekitar 100 miliar dolar untuk proyek-proyek baru BRI.

Ambisi dan Visi Tiongkok

BRI mencerminkan ambisi ekonomi sekaligus visi global Tiongkok yang lebih luas. Di bawah kepemimpinan Xi Jinping, Tiongkok semakin percaya diri dalam berperan di panggung dunia sambil memperluas kemitraan internasionalnya. Banyak yang memandang BRI bersama dengan strategi Made in China 2025 sebagai pilar utama pembangunan dan diplomasi Tiongkok.

Tiongkok juga berupaya memperkuat koneksi ekonomi global dengan kawasan baratnya, yang sebelumnya kurang berkembang. Memajukan pertumbuhan di Provinsi Xinjiang di bagian barat merupakan prioritas utama, di samping menciptakan stabilitas dan peluang. Selain itu, BRI mendukung kemitraan energi jangka panjang dengan Asia Tengah dan Timur Tengah melalui rute perdagangan yang aman dan andal.

Tantangan dan Pelajaran yang Didapat

Meskipun BRI menghadapi beberapa tantangan, inisiatif ini juga membuka peluang bagi negara-negara untuk meningkatkan infrastruktur melalui investasi yang signifikan. Tiongkok memandang proyek-proyek BRI sebagai kemitraan komersial, menawarkan pinjaman dengan suku bunga kompetitif dan mengharapkan pengembalian yang bertanggung jawab. Meskipun beberapa proyek menghadapi masalah transparansi dan biaya, pengalaman ini memberikan pelajaran berharga untuk meningkatkan kerja sama dan memastikan manfaat bersama di masa depan.

Pasca-pandemi COVID-19 dan konflik Rusia-Ukraina, banyak negara mitra BRI berpenghasilan rendah menghadapi tantangan keuangan. Hal ini menyoroti perlunya strategi ekonomi yang lebih tangguh. Di Pakistan, misalnya, impor infrastruktur CPEC yang besar mendorong penyesuaian ekonomi yang didukung oleh program IMF. Pengalaman Ghana dan Zambia dengan tingkat utang yang tinggi menawarkan peluang untuk mengeksplorasi pendekatan pembiayaan yang lebih berkelanjutan dalam kolaborasi BRI di masa mendatang.

Respons Amerika Serikat

Amerika Serikat telah aktif terlibat dengan kawasan Asia-Pasifik, menanggapi keprihatinan bersama dengan mempromosikan kolaborasi dan pembangunan. Sejak kebijakan Pivot to Asia di bawah pemerintahan Barack Obama, AS telah menginvestasikan miliaran dolar dan memperkuat hubungan diplomatik untuk mendukung infrastruktur dan kerja sama di negara-negara berpenghasilan rendah.

Di bawah Presiden Donald Trump, Undang-Undang BUILD menyederhanakan pembiayaan pembangunan dengan menggabungkan OPIC dengan beberapa bagian USAID ke dalam Development Finance Corporation, menciptakan portofolio senilai 60 miliar dolar untuk meningkatkan peluang investasi global. Beberapa pakar melihat potensi manfaat bagi Amerika Serikat dalam BRI, seperti proyek-proyek BRI dapat mencapai tujuan bersama dengan memajukan pembangunan infrastruktur di Asia Tengah.

Masa Depan BRI

Belt and Road Initiative mentransformasi koneksi global, menciptakan peluang baru bagi perdagangan, investasi, dan interaksi budaya. Dengan mendorong kerja sama antarnegara, inisiatif ini menjanjikan peningkatan kesejahteraan bersama dan ikatan timbal balik yang lebih kuat. Dengan semakin banyaknya negara yang bergabung, BRI dapat membantu membangun masa depan yang ditandai dengan persatuan dan peluang ekonomi yang lebih besar.

Perhatikan Rekomendasi Teknis Mirae Sekuritas: ADMR, PGEO, TOBA Jumat (15/8)

Perkembangan IHSG dan Rekomendasi Saham

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (14/8/2025) ditutup menguat sebesar 0,49% ke level 7.931. Analisis teknikal menunjukkan bahwa IHSG masih berada dalam tren naik jangka pendek. Pada Jumat (15/8/2025), pergerakannya diperkirakan akan berada dalam rentang antara 7.841,53 hingga 8.019,50.

Tren naik IHSG memiliki slope sebesar 30,67 dengan r-squared 0,864 yang menunjukkan arah pergerakan cukup konsisten. Volatilitas harga tercatat moderat dengan standar deviasi 1,50. Level resistance terdekat berada di 7.978,22 (+0,59%) dan 8.019,50 (+1,11%). Di sisi bawah, support berada di 7.889,23 (-0,53%) dan 7.841,53 (-1,13%). Indikator momentum seperti MFI, RSI, dan CMO menunjukkan kondisi overbought yang ekstrem, sehingga potensi aksi ambil untung dalam waktu dekat semakin tinggi.

Sementara itu, W%R berada di -23,45 yang menunjukkan bahwa harga berada di area atas dari range perdagangan terkini, mendekati level jenuh beli meskipun belum sepenuhnya menyentuh ekstrem -20. Secara teknikal, tren kenaikan IHSG masih kuat, namun posisi indikator yang ekstrem memberi sinyal risiko pullback jangka pendek. Jika resistance terdekat dapat ditembus dengan volume yang kuat, peluang penguatan menuju 8.019,50 terbuka. Namun, kegagalan mempertahankan level support 7.889,23 dapat memicu koreksi lebih dalam ke 7.841,53. Oleh karena itu, manajemen risiko menjadi kunci di fase ini.

Rekomendasi Teknikal untuk Beberapa Saham

1. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR)

ADMR berada dalam tren naik jangka menengah dengan slope 2,70 dan r-squared 0,743. Beta 1,152 menandakan volatilitas sedikit lebih tinggi dibanding IHSG, dengan standar deviasi 1,13. Level resistance terdekat berada di 1.075 (+2,38%) dan 1.105 (+5,24%), sementara support penting di 1.025 (-2,38%) dan 995 (-5,24%). Price Volatility Ratio 2,50 menunjukkan fluktuasi harga relatif terkendali, namun Volume Volatility Ratio yang tinggi di 5,69 mengindikasikan adanya pergerakan volume yang signifikan.

Korelasi 0,84 terhadap pasar cukup tinggi, yang berarti pergerakan ADMR cenderung searah dengan indeks acuan. Indikator momentum seperti MFI 0,72 dan RSI 0,75 berada pada level moderat, menandakan belum ada kondisi jenuh beli atau jual yang ekstrem. Sementara itu, W%R di -81,94 dan CMO di -98,50 menunjukkan tekanan jual cukup kuat dalam beberapa sesi terakhir. Kombinasi tren menengah yang positif dengan sinyal jangka pendek yang lemah membuat manajemen risiko dan konfirmasi sinyal menjadi kunci sebelum melakukan entry. Cut loss level di 990.

Pada akhir perdagangan Jumat (15/8/2025), saham ADMR dibuka di level Rp 1.050 per saham.

  • Support: Rp 995
  • Resistance: Rp 1.105
  • Rekomendasi: Buy on Weakness

2. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO)

PGEO berada dalam tren naik jangka pendek dengan slope 10,98 dan r-squared 0,890. Beta 1,116 mengindikasikan volatilitas sedikit di atas rata-rata pasar, dengan standar deviasi 1,6. Level resistance terdekat berada di 1.570 (+1,95%) dan 1.605 (+4,22%), sementara support berada di 1.505 (-2,27%) dan 1.470 (-4,55%). Price Volatility Ratio sebesar 2,83 menunjukkan pergerakan harga yang stabil, namun Volume Volatility Ratio di 3,71 menandakan adanya kenaikan aktivitas transaksi yang signifikan.

Korelasi 0,89 terhadap pasar menunjukkan pergerakan PGEO cenderung mengikuti arah indeks. Indikator momentum seperti MFI 1,74 dan RSI 22,20 berada di area rendah, menandakan saham mendekati level jenuh jual dan membuka potensi technical rebound. Kombinasi tren naik yang masih terjaga dengan momentum teknikal yang melemah memerlukan konfirmasi sinyal pembalikan sebelum entry. Cut loss level di 1.470.

Pada akhir perdagangan Kamis (14/8/2025), saham PGEO ditutup di level Rp 1.540 per saham.

  • Support: Rp 1.470
  • Resistance: Rp 1.605
  • Rekomendasi: Buy on Weakness

3. PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA)

TOBA berada dalam tren naik jangka pendek dengan slope 12,17, namun r-squared 0,718 menunjukkan kekuatan tren tidak sepenuhnya konsisten. Beta yang tinggi di 2,591 mengindikasikan volatilitas TOBA lebih dari dua kali lipat pergerakan pasar, sehingga pergerakan harga relatif agresif. Standar deviasi 1,07 menandakan fluktuasi harian cukup moderat, dengan level resistance terdekat di 1.090 (+2,83%) dan 1.120 (+5,66%), sementara support berada di 1.030 (-2,83%) dan 1.000 (-5,66%).

Price Volatility Ratio yang tinggi di 8,84 menunjukkan pergerakan harga yang signifikan dalam periode pendek, sedangkan Volume Volatility Ratio 3,55 mengindikasikan aktivitas transaksi di atas rata-rata. Korelasi 0,89 terhadap pasar menunjukkan pergerakan TOBA cenderung mengikuti arah IHSG. Indikator momentum seperti MFI 18,14 dan RSI 23,44 berada di area jenuh jual (oversold), yang membuka peluang untuk technical rebound jika didukung konfirmasi sinyal pembalikan. Cut loss level di 1.000.

Pada akhir perdagangan Kamis (15/8/2025), saham TOBA dibuka di level Rp 1.060 per saham.

  • Support: Rp 1.000
  • Resistance: Rp 1.120
  • Rekomendasi: Buy on Weakness