[WANSUS] Timo Tjahjanto: Debut Hollywood yang Menyentak dalam Nobody 2

Pengalaman Membuat Film Nobody 2 dengan Timo Tjahjanto

Timo Tjahjanto, sutradara Indonesia yang kini berada di tengah-tengah proyek film Hollywood, Nobody 2, mengungkapkan pengalamannya dalam membuat film tersebut. Dalam wawancara virtual, ia menjelaskan bagaimana proses kreatif dan produksi film ini berlangsung, serta peran penting dari para aktor seperti Bob Odenkirk dan Sharon Stone.

Awal Keterlibatan dalam Proyek Nobody 2

Timo menceritakan bahwa ia pertama kali ditawari untuk bergabung dalam proyek Nobody 2 saat sedang menyelesaikan film Shadow Strays. Agent-nya memberi tahu bahwa Universal Pictures sedang mempersiapkan sekuel dari film Nobody dan ingin menawarkan skrip kepada dirinya. Ia langsung tertarik karena merupakan penggemar film pertama yang dibuat oleh Ilya Naishuller. Meski awalnya terkejut dengan gaya skrip yang lebih berwarna dan positif, ia merasa tantangan itu cocok dengan keinginannya untuk menciptakan sesuatu yang lebih optimis dan berkaitan dengan keluarga.

Proses Membuat Film yang Berbeda

Dalam wawancara ini, Timo menyebutkan bahwa ia tidak hanya menyetujui proyek ini, tetapi juga harus melakukan pitching ide dan visi ke Universal Studios dan Bob Odenkirk. Diskusi tentang menjadi seorang ayah dengan dua anak membantu mereka saling memahami dan akhirnya Timo mendapatkan pekerjaan sebagai sutradara.

Menyeimbangkan Adegan Aksi yang Brutal dan Menyenangkan

Timo menjelaskan bahwa meskipun film-filmnya sebelumnya memiliki adegan aksi yang brutal, ia ingin Nobody 2 memiliki keseimbangan antara kekerasan dan kesenangan. Ia ingin penonton tidak merasa bersedih atau marah setelah menonton film ini. Proses pembuatan adegan aksi ini melibatkan banyak diskusi dengan tim dan aktor, termasuk Connie Nielsen, yang berperan sebagai istri Hutch Mansell.

Pengaruh Budaya Lokal dalam Pembuatan Film

Meskipun Nobody 2 adalah film Hollywood, Timo menyatakan bahwa ia membawa identitasnya sebagai filmmaker Asia. Ia tidak secara sengaja memasukkan elemen lokal, tetapi hal itu terjadi secara alami karena pengalamannya sebagai sutradara di Indonesia. Ia juga menekankan pentingnya belajar dari pengalaman dan menghargai pendapat orang lain dalam proses kreatif.

Adegan Aksi yang Ikonomik

Salah satu adegan yang paling dikenang oleh Timo adalah adegan akhir yang menggabungkan strategi aksi seperti Home Alone dengan nuansa dewasa. Ia bersama tim aksi, Greg Rementer, mencoba memikirkan cara-cara unik untuk membuat adegan tersebut menarik. Misalnya, menggunakan kolam bola dan slide air yang dipenuhi bahaya. Proses ini sangat dinikmati oleh Timo, meskipun ia sendiri tidak terlalu suka naik wahana seperti itu.

Hubungan dengan Aktor Senior

Timo mengakui bahwa bekerja sama dengan Sharon Stone adalah pengalaman luar biasa. Ia mengagumi sikap Sharon yang tegas namun ramah. Selain itu, ia juga menghargai latar belakang kerja kelas bawah Sharon, yang membuatnya merasa dekat dengannya. Pengalaman syuting yang paling menarik bagi Timo adalah ketika Sharon membantunya meregangkan ototnya saat sedang sakit punggung.

Pelajaran untuk Industri Film Indonesia

Setelah menyelesaikan film besar seperti Nobody 2, Timo berharap bisa membawa pelajaran ke industri film Indonesia. Ia menilai bahwa Indonesia memiliki banyak talenta, tetapi masih perlu meningkatkan profesionalisme dan pengeditan hasil. Ia juga mengkritik sistem kerja yang terlalu ekstrem, yang sering menyebabkan kelelahan dan bahaya bagi kru. Timo berharap sistem kerja yang lebih realistis dapat diterapkan di masa depan.

Kesimpulan

Film Nobody 2 telah dirilis di bioskop sejak 13 Agustus 2025. Dengan campuran aksi, humor, dan pesan tentang keluarga, film ini menjadi bukti bahwa Timo Tjahjanto mampu menciptakan karya yang menarik di kancah internasional. Bagi pecinta film aksi, Nobody 2 layak ditonton sebagai sekuel yang lebih seru dari film pertamanya.

Selain Merah Putih: 13 Film Animasi Indonesia yang Harus Ditonton

Film Animasi Indonesia yang Layak Diketahui

Film animasi Merah Putih: One for All yang akan dirilis pada Kamis (14/8/2025) mendapat perhatian publik, terutama karena kualitas animasinya yang dinilai masih kurang matang. Film yang diproduksi oleh Perfiki Kreasindo ini disebut memiliki gaya animasi yang terlalu kaku dan tertinggal jauh dari film animasi lainnya di Indonesia. Biaya produksi yang mencapai Rp 6,7 miliar juga menjadi sorotan. Namun, sutradara sekaligus produser eksekutif film, Endiarto, membantah angka tersebut dengan menyatakan bahwa dana produksi berasal dari donasi atau suka rela.

Animasi yang dibuat dalam waktu sekitar dua bulan ini mengisahkan tentang sekelompok anak yang terpilih menjadi tim penjaga bendera pusaka untuk Upacara 17 Agustus. Namun, bendera tersebut hilang tiga hari sebelum upacara. Kedelapan anak dari berbagai daerah itu lalu melakukan petualangan untuk mencari bendera tersebut.

Film Merah Putih: One for All menambah daftar panjang film animasi karya anak bangsa. Berikut beberapa contoh film animasi Indonesia lainnya:

13 Film Animasi Karya Anak Bangsa

  1. Meraih Mimpi

    Film ini merupakan versi lokal dari film Singapura Sing to the Dawn yang tayang pada 2009. Sebagai film 3D pertama Indonesia, Meraih Mimpi mengisahkan remaja perempuan bernama Dana yang tinggal bersama ayah, adik, dan neneknya. Mereka tinggal di daerah yang dikuasai pengusaha kejam yang membebankan pajak tanah dengan nominal tinggi. Dana dan adiknya berusaha melindungi desanya dari perubahan menjadi kawasan perhotelan.

  2. Petualangan Si Adi

    Film ini digarap oleh 50 siswi terpilih dari 10 SMK di Indonesia. Durasi filmnya 90 menit dan menceritakan seorang siswa SMK yang berusaha menyadarkan bapaknya yang berubah menjadi jahat setelah merantau.

  3. Uwa dan Rimba Indonesia

    Film bertema edukasi ini mengisahkan tiga satwa khas Indonesia yang terancam punah, yaitu badak bercula satu, harimau sumatra, dan orang utan. Film ini memberikan edukasi tentang flora dan fauna Indonesia serta pesan moral yang penting.

  4. Kuku Rock You

    Film ringan bergenre komedi ini mengisahkan seekor ayam yang menyukai musik rock. Ayam ini sering kali membangunkan ayam-ayam lainnya dengan suara khasnya seperti seorang rocker.

  5. Binekon

    Film karya Haryadhi dan Oktodia Mardoko ini bertujuan menyatukan kembali masyarakat Indonesia berdasarkan Bhinekka Tunggal Ika. Selain itu, film ini juga berupaya mengenalkan keragaman budaya Indonesia kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan.

  6. Candy Monster

    Film ini mengisahkan petualangan anak berusia 6 tahun bernama Chloe yang berhadapan dengan monster. Film ini diproduksi oleh UMN Pictures dan ditayangkan dalam Festival ke-60 Ceko serta Chaniartoon International Comic and Animation Festival 2020.

  7. Battle of Surabaya

    Film produksi tahun 2015 ini memiliki kualitas grafis memukau dan pesan moral mengenai perdamaian serta cinta tanah air. Film ini mengisahkan pemuda bernama Musa yang bekerja sebagai tukang semir sepatu dan ditugaskan menjadi kurir bagi para pejuang di Surabaya saat peristiwa 10 November 1945.

  8. Knight Kris

    Film karya Viva Fantasia Animation ini diproduseri oleh Deddy Corbuzier. Mengisahkan tentang anak berusia 8 tahun bernama Bayu yang menemukan keris di dalam candi kuno. Setelah berhasil mencabut keris tersebut, ia mendapatkan kesaktian dan membuatnya berurusan dengan musuh yang ingin meneror umat manusia.

  9. Hebring

    Film animasi bertema superhero ini dibuat oleh Main Motions Studio. Film ini mengisahkan keseharian superhero yang kocak dan penuh aksi dalam beberapa episode pendek.

  10. Tendangan Halilintar

    Film garapan MD Animation ini bercerita tentang kakak beradik yang sering bermain bola di atas papan permainan. Mereka tidak bermain menggunakan bola sesungguhnya, melainkan hanya dalam imajinasi.

  11. Kiko and Friends

    Film ini menceritakan petualangan udara ikan mas koki yang bermutasi bersama teman-temannya. Film ini diproduksi oleh MNC Animation pada 2016 dan mendapatkan penghargaan Asian Academy Creative Award 2019.

  12. Si Juki The Movie

    Film ini diadaptasi dari komik dengan judul yang sama dan tayang di layar bioskop pada 2017. Animasi produksi Kumata Studio ini bercerita mengenai keseharian tokoh Juki yang tiba-tiba berubah sejak meteor menyerang Indonesia.

  13. Jumbo

    Film garapan Visinema Studio yang dirilis pada 31 Maret 2025 ini belakangan menjadi perbincangan publik. Film yang disutradari oleh Ryan Adriandhy berhasil menjadi film terlaris di Indonesia sepanjang sejarah. Film Jumbo menceritakan tentang anak yatim piatu bernama Don yang hendak mementaskan kisah dari buku dongeng kesukaannya. Namun, ia diremehkan dan buku dongengnya dicuri. Dia pun berpetualang dengan seorang peri yang membantunya mewujudkan impiannya.