5 Stand yang Melanggar Hukum Alam dalam JoJo’s Bizarre Adventure

Stand yang Melanggar Hukum Alam dalam JoJo’s Bizarre Adventure

Stand dalam dunia anime JoJo’s Bizarre Adventure sering kali menunjukkan kemampuan yang sangat unik dan bahkan melanggar hukum alam. Dari kemampuan memanipulasi waktu hingga mengubah kausalitas, beberapa Stand memiliki kekuatan yang tidak bisa dijelaskan dengan logika biasa. Berikut adalah lima Stand yang paling tidak masuk akal dalam seri ini.

1. Made in Heaven

Made in Heaven adalah evolusi dari Whitesnake milik Enrico Pucci. Kemampuan utama dari Stand ini adalah kemampuan untuk mempercepat aliran waktu dalam skala kosmik. Hal ini membuat semua proses di alam semesta berjalan lebih cepat, termasuk detak jantung dan rotasi planet. Akibatnya, Pucci dapat mereset alam semesta dan memulai kembali dari awal.

Kemampuan ini melanggar hukum kedua termodinamika karena membutuhkan energi yang sangat besar, namun tidak ada sumber energi yang jelas. Meskipun begitu, Stand ini tetap mampu melakukan hal tersebut tanpa penjelasan ilmiah yang jelas.

2. Gold Experience Requiem (GER)

Gold Experience Requiem dikenal sebagai salah satu Stand paling kuat dalam serial JoJo. Sebelum berevolusi, Gold Experience sudah memiliki kemampuan yang melanggar hukum alam, seperti kemampuan menghidupkan kembali orang mati. Setelah berevolusi menjadi GER, kemampuan Return to Zero memungkinkan Giorno untuk membatalkan semua serangan yang ditujukan padanya.

Return to Zero bekerja seperti fitur undo pada komputer. Setiap serangan yang dilakukan terhadap Giorno akan dianggap tidak pernah terjadi. Hal ini melanggar hukum kausalitas karena sebab dan efek tidak terjadi secara logis.

3. Tusk ACT4

Tusk ACT4 adalah Stand milik Johnny Joestar dalam serial Steel Ball Run. Kemampuan utama dari Stand ini adalah Infinite Rotation, yang memungkinkan Johnny menciptakan rotasi tak terbatas. Proyektil yang dihasilkan oleh Tusk ACT4 tidak bisa dihentikan oleh kekuatan dari dimensi lain.

Infinite Rotation melanggar hukum alam karena rotasi abadi tanpa kehilangan energi tidak mungkin terjadi. Selain itu, Stand ini juga memaksa objek untuk terus bergerak di luar kerangka ruang dan waktu yang normal.

4. King Crimson

King Crimson adalah Stand milik Diavolo dalam serial Golden Wind. Kemampuan utama dari Stand ini adalah kemampuan untuk menghapus waktu. Saat waktu dihapus, hanya Diavolo yang bisa bergerak sementara semua orang lainnya seperti mengalami skip.

Meskipun mirip dengan GER, King Crimson hanya menghilangkan sebab dari suatu peristiwa. Orang yang dibunuh saat Stand ini aktif tetap akan mati, tetapi mereka tidak akan menyadari penyebab kematian mereka. Hal ini melanggar hukum kausalitas.

5. The World

The World adalah Stand milik Dio Brando, antagonis utama dalam serial JoJo’s Bizarre Adventure. Kemampuan utama dari Stand ini adalah menghentikan waktu. Saat waktu dihentikan, hanya Dio yang bisa bergerak sementara semua benda dan makhluk lainnya membeku.

The World juga menyebabkan paradoks momentum. Ketika Dio memukul seseorang dalam waktu yang dihentikan, orang tersebut tidak langsung terkena dampaknya. Namun, setelah waktu kembali berjalan, orang tersebut tiba-tiba terpental. Hal ini menunjukkan bahwa Dio bisa membuat sesuatu bergerak tanpa adanya proses normal dalam garis waktu.

Kesimpulan

Meski hampir semua kekuatan dalam dunia anime tidak masuk akal, kelima Stand di atas memiliki kemampuan yang benar-benar melampaui batas logika dan melanggar hukum alam. Dari kemampuan mempercepat waktu hingga menghentikan waktu, setiap Stand memiliki keunikan yang membuatnya menjadi salah satu yang paling ikonik dalam serial JoJo’s Bizarre Adventure. Mana dari Stand tersebut yang menurutmu paling tidak masuk akal?

Drama Korea Mirip Beyond the Bar, Penuh Dinamika Hukum!

Drama Korea yang Menginspirasi dan Menggugah Jiwa

Jika kamu sedang mencari tontonan yang menghadirkan kisah-kisah penuh makna dan dinamika hubungan antar karakter, maka drama-drama berikut ini layak menjadi pilihan. Mereka memiliki kesamaan dengan Beyond the Bar, seperti perjuangan pengacara muda, mentor yang kuat, dunia hukum yang penuh dilema, serta hubungan kompleks di tempat kerja.

1. Witch at Court (2017)

Drama ini mengikuti Ma Yi Deum (Jung Ryeo Won), seorang jaksa yang tidak ragu menggunakan segala cara untuk memenangkan kasusnya. Ketika dipindahkan ke divisi kekerasan seksual, ia harus bekerja sama dengan Yeo Jin Wook (Yoon Hyun Min), jaksa idealis yang selalu mengutamakan prinsip dan kebenaran. Kombinasi dua karakter dengan nilai bertolak belakang ini menjadi inti dari dinamika cerita.

Seperti Beyond the Bar, drama ini juga menyoroti pertumbuhan karakter di tengah tekanan pekerjaan. Meski awalnya egois dan manipulatif, Ma Yi Deum perlahan berubah saat menghadapi realitas menyakitkan dalam kasus-kasus yang ia tangani. Hubungan mentor-rekan yang berkembang secara emosional serta perjuangan batin menghadapi sistem hukum yang tidak selalu adil membuat drama ini layak ditonton.

2. Diary of a Prosecutor (2019)

Drama ini menggambarkan keseharian para jaksa di kantor distrik Jinyoung. Lee Sun Woong (Lee Sun Kyun), jaksa yang cenderung santai dan realistis, harus bekerja sama dengan jaksa elite baru bernama Cha Myung Joo (Jung Ryeo Won). Myung Joo datang dari lingkungan elite dan sangat disiplin, membuat keduanya sering berselisih. Namun, seiring waktu, mereka mulai saling memahami cara kerja satu sama lain, dan hubungan kerja mereka berkembang menjadi kolaborasi yang efektif.

Kekuatan utama dari Diary of a Prosecutor adalah pendekatannya yang realistis dalam menggambarkan dunia hukum. Tidak semua kasus yang ditangani besar atau dramatis, tapi justru dari kasus-kasus biasa, penonton bisa melihat sisi kemanusiaan para jaksa dan tantangan sehari-hari mereka. Hubungan antara karakter senior dan junior yang berkembang dengan dinamis akan mengingatkan penonton pada hubungan Hyo Min dan Seok Hoon dalam Beyond the Bar. Drama ini cocok untuk kamu yang ingin menyaksikan drama hukum dengan nuansa ringan, penuh humor, tapi tetap menggugah.

3. Hyena (2020)

Drama ini mengikuti dua pengacara dengan latar belakang berbeda yang bertarung di dunia hukum korporat. Jung Geum Ja (Kim Hye Soo), pengacara jalanan yang cerdik dan gigih, harus berhadapan sekaligus bekerja sama dengan Yoon Hee Jae (Ju Ji Hoon), pengacara elite yang perfeksionis dan percaya diri. Hubungan mereka dipenuhi kompetisi, intrik, dan tarikan emosional yang kompleks.

Jika kamu menyukai karakter Hyo Min yang berani dan bertumbuh dalam tekanan di drakor Beyond the Bar, maka Geum Ja akan mencuri perhatianmu. Hyena menunjukkan bahwa kemampuan bertahan di dunia hukum tak hanya soal pengetahuan, tapi juga kecerdikan sosial. Sama seperti mentor Seok Hoon yang keras tapi membuka potensi Hyo Min di drakor Beyond the Bar, dinamika antara Hee Jae dan Geum Ja juga memunculkan pertumbuhan karakter yang menarik untuk diikuti.

4. Law School (2021)

Berlatar di kampus hukum prestisius, drama ini mengikuti para mahasiswa dan dosen mereka yang terlibat dalam kasus pembunuhan. Profesor Yang Jong Hoon (Kim Myung Min) adalah tokoh sentral dengan metode pengajaran keras dan kepribadian dingin, namun ia sangat berdedikasi untuk mendidik murid-muridnya menjadi pengacara yang berintegritas. Dalam perjalanan mencari kebenaran atas kasus pembunuhan yang melibatkan mereka, karakter-karakter utama tumbuh dan berubah.

Mirip dengan Beyond the Bar, drama ini menyoroti proses pertumbuhan karakter muda yang berada di bawah bimbingan mentor berkarakter kuat. Kisah ini juga memperlihatkan betapa hukum bukan hanya soal teori, tapi juga soal keberanian mengambil keputusan di saat genting. Law School menantang pemikiran penonton soal etika, keadilan, dan tanggung jawab moral, menjadikannya tontonan yang mengedukasi sekaligus menegangkan.

5. One Dollar Lawyer (2022)

Cheon Ji Hoon (Namgoong Min) adalah pengacara eksentrik yang hanya mengenakan biaya satu dolar untuk jasanya. Ia menangani kasus orang-orang kecil dan kerap melawan perusahaan besar serta pengacara ternama. Di balik sikap konyolnya, Ji Hoon memiliki masa lalu yang kelam dan prinsip hukum yang sangat kuat.

Seperti Kang Hyo Min dalam Beyond the Bar, Cheon Ji Hoon adalah tokoh yang tak biasa di lingkungan hukum, namun menunjukkan komitmen tinggi terhadap keadilan. Drama ini memberikan sentuhan humor dan sisi emosional yang kuat, serta menampilkan karakter mentor yang membuka mata juniornya terhadap makna sebenarnya dari menjadi seorang pengacara. Tontonan ini cocok untuk kamu yang mencari drama hukum yang humanis dan inspiratif.

6. May It Please the Court (2022)

Drama ini menyoroti dua pengacara dengan gaya kerja berbeda. Noh Chak Hee (Jung Ryeo Won), pengacara sukses yang terpaksa mengambil kasus pro bono, dan Jwa Si Baek (Lee Kyu Hyung), pengacara publik misterius dengan masa lalu kelam. Mereka bekerja sama dalam menyelesaikan kasus rumit sambil menghadapi konflik pribadi masing-masing.

Dinamika mentor dan rekan kerja dalam drama ini mengingatkan pada drakor Beyond the Bar, terutama dalam hal pembentukan karakter melalui pengalaman langsung di lapangan. Pertumbuhan profesional dan pemahaman terhadap sisi emosional klien menjadi titik kuat drama ini. Kekuatan cerita terletak pada narasi investigatif yang menyentuh, disertai pertanyaan mendalam tentang makna keadilan dan peran pengacara dalam masyarakat.

7. Good Partner (2024)

Drama Good Partner menghadirkan dinamika menarik antara dua pengacara wanita dari generasi yang berbeda. Cha Eun Kyung (Jang Na Ra), pengacara senior yang pragmatis dan dingin, serta Han Yu Ri (Nam Ji Hyun), pengacara muda yang idealis dan emosional. Mereka bekerja bersama di sebuah firma hukum khusus perceraian, menghadapi berbagai kasus rumit seputar hak asuh anak, kekerasan rumah tangga, dan konflik harta gono-gini.

Di balik penampilan profesionalnya, Eun Kyung sedang mengalami krisis rumah tangga sendiri, yang membuatnya bersikap sinis terhadap konsep pernikahan dan cinta. Sementara Yu Ri masih percaya bahwa hukum bisa menyembuhkan luka dan menyatukan kembali yang retak, sehingga sering berselisih dengan pendekatan Eun Kyung yang cenderung pragmatis dan keras.

Hubungan mereka yang awalnya penuh konflik secara bertahap berubah menjadi hubungan kerja yang saling menghargai. Seiring menangani berbagai klien dengan luka emosional dalam, Yu Ri mulai menyadari bahwa realitas hukum tidak selalu sejalan dengan idealisme yang ia pegang. Sementara itu, Eun Kyung perlahan membuka dirinya terhadap pendekatan yang lebih manusiawi, belajar kembali tentang empati dari koleganya yang lebih muda. Drama ini tak hanya menyuguhkan pertarungan di ruang sidang, tapi juga mengungkap lapisan emosional para pengacara yang kerap harus memendam perasaan pribadi demi profesionalisme. Seperti Beyond the Bar, Good Partner menyoroti pertumbuhan karakter lewat bimbingan senior-junior yang kompleks, dengan narasi yang menyentuh dan reflektif.