Putusan Mahkamah Agung Mengabulkan Kasasi Agnez Mo dalam Kasus Hak Cipta Lagu “Bilang Saja”
Mahkamah Agung (MA) telah mengabulkan permohonan kasasi yang diajukan oleh penyanyi ternama Agnez Mo terkait dugaan pelanggaran hak cipta atas lagu “Bilang Saja.” Keputusan ini menandai akhir dari perseteruan hukum antara Agnez Mo dan pencipta lagu, Ari Bias.
Sebelumnya, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat memutuskan bahwa Agnez Mo bersalah karena membawakan lagu tersebut tanpa izin resmi. Dalam putusan itu, ia dijatuhi denda sebesar Rp 1,5 miliar atas tiga penampilannya yang dianggap melanggar hak cipta. Namun, setelah MA mengabulkan kasasi Agnez Mo, putusan pengadilan tingkat pertama dianulir dan ia tidak lagi diwajibkan membayar denda.
Respons Agnez Mo
Agnez Mo merespons keputusan MA dengan cara yang sederhana namun penuh makna. Ia mengunggah unggahan dari penyanyi Sammy Simorangkir yang memberikan ucapan selamat atas putusan tersebut, disertai tangkapan layar portal berita. Di Instagram Story-nya, Agnez menyampaikan rasa terima kasih kepada Sammy. “Thanks Sammy,” tulisnya.
Selain itu, Agnez juga membagikan foto selfie-nya di Instagram Story, menunjukkan sikap tenang dan percaya diri meski sedang menjalani proses hukum yang panjang.
Tanggapan Ari Bias
Di sisi lain, Ari Bias, pencipta lagu “Bilang Saja,” turut memberikan respons atas dikabulkannya kasasi Agnez Mo. Ia menyatakan menghormati putusan Mahkamah Agung. “Saya menghormati sepenuhnya putusan Mahkamah Agung yang mengabulkan kasasi,” tulis Ari Bias di media sosialnya.
Ia juga bersyukur bahwa masalah ini sampai pada tahap kasasi dan berharap semua pihak dapat belajar dari perjalanan panjang perkara ini. “Saya bersyukur proses hukum ini akhirnya berakhir di tingkat kasasi, dan saya berharap semua pihak dapat mengambil hikmah dari perjalanan panjang perkara ini.”
Ari Bias juga memastikan bahwa ia tidak akan memperpanjang kasus ini dengan Agnez Mo. Ia bahkan berjanji tidak akan mengajukan peninjauan kembali (PK) atas putusan MA. “Seperti janji saya, tidak akan ada PK,” tulisnya.
Masalah Royalti Ari Lasso
Di luar kasus Agnez Mo, isu lain yang menarik perhatian adalah keluhan Ari Lasso terkait royalti yang diterimanya dari LMK WAMI. Menurutnya, royalti sebesar Rp 765 ribu yang diterimanya dikirim ke rekening yang salah. Ia menyebut rekening tersebut milik Mutholah Rizal, bukan dirinya sendiri.
“Kekonyolan yang paling hebat adalah Anda transfer ke rekening ‘Mutholah Rizal’. Terus hitungan di laporan Ari Lasso itu punya saya atau punya Pak Mutholah Rizal? Atau hitungan itu memang punya saya tapi WAMI salah transfer ke Mutholah Rizal?” tulis Ari Lasso dalam unggahannya.
Ia menilai manajemen LMK WAMI sangat buruk dan berpotensi merugikan para musisi. “Sebuah Lembaga dengan manajemen yang (maaf) sangat buruk yang sangat berpotensi merugikan,” katanya.
Ari Lasso juga menyarankan agar lembaga seperti BPK, KPK, atau Bareskrim melakukan pemeriksaan terhadap LMK WAMI. Ia menegaskan bahwa ia hanya ingin memperoleh haknya sebagai musisi, bukan untuk serakah.
Ucapan Terima Kasih dan Komunikasi dengan WAMI
Setelah menyebarluaskan keluhannya, Ari Lasso mendapat respons langsung dari pihak LMK WAMI. Meski begitu, ia meminta agar mereka merilis pernyataan terbuka. Namun, hingga saat ini, pihak WAMI belum membuat postingan klarifikasi.
Dalam unggahan Instagram, Ari Lasso juga membeberkan isi chat antara dirinya dan pihak WAMI. Awalnya, tim WAMI meminta izin untuk menghubungi Ari Lasso untuk membicarakan kesalahpahaman. Namun, Ari Lasso menolak secara langsung dan meminta klarifikasi terbuka.
Raiders yang Sederhana
Beberapa waktu lalu, Ari Lasso juga membagikan foto tentang raidersnya, yang jauh lebih sederhana dibandingkan para musisi lain. Dalam foto tersebut, terlihat meja berisi makanan ringan, buah-buahan, dan air mineral. Ia menegaskan bahwa simplisitas ini merupakan bagian dari prinsip hidupnya sebagai musisi.
“Simplicity is the KEY! Dan kita adalah Musisi, bukan Pemanfaat Situasi,” tulisnya dalam keterangan foto.
Ari Lasso juga mengingatkan adik-adik band atau musisi baru bahwa raiders yang berlebihan tidak sepenting dibandingkan manajemen diri yang ketat dan tim yang komunikatif. “Ada yang jauh lebih penting dari itu semua, yaitu manajemen diri yang ketat, tim produksi yang solid, manajemen yang komunikatif dan adaptif dengan situasi dan kondisi,” tambahnya.