9 Anime Romantis dengan Hubungan Pura-pura, Membuat Geregetan!

Genre Romance dalam Anime yang Penuh Drama dan Kehidupan

Anime romance adalah salah satu genre yang sangat diminati oleh banyak penggemar anime. Di dalamnya, terdapat berbagai bentuk hubungan romantis yang bisa bervariasi, mulai dari hubungan yang saling suka hingga pasangan yang sudah menikah. Namun, ada juga cerita-cerita yang menghadirkan hubungan pacaran pura-pura yang penuh drama dan dinamika.

Pacaran pura-pura sering kali muncul karena alasan tertentu, seperti tekanan keluarga atau kebutuhan untuk menjaga reputasi. Meskipun awalnya tidak benar-benar saling menyukai, hubungan ini bisa berkembang menjadi cinta sejati. Berikut ini beberapa rekomendasi anime romance yang mengangkat topik pacaran pura-pura:

1. Nisekoi

Nisekoi menceritakan kisah Ichijou Raku, putra tunggal keluarga yakuza yang ingin hidup normal. Namun, saat keluarganya diserang oleh geng Amerika, ia dipaksa untuk pura-pura berpacaran dengan Kirisaki Chitoge, putri ketua geng tersebut. Awalnya mereka saling benci, tetapi hubungan ini justru memicu berbagai konflik dan perasaan yang tak terduga.

2. Why Raeliana Ended Up at the Duke’s Mansion

Anime ini diadaptasi dari manhwa dengan judul sama. Ceritanya mengisahkan Raeliana yang bereinkarnasi sebagai karakter dalam novel yang ia baca. Ia meminta Noah untuk berpura-pura menjadi tunangannya agar bisa menghindari nasib tragis yang pernah dialaminya. Hubungan ini penuh dengan intrik dan kejutan.

3. More Than a Married Couple, But Not Lovers

Anime ini mengambil setting sekolah dengan tradisi unik, di mana siswa kelas 3 SMA dipasangkan secara acak sebagai pasangan suami istri. Jirou dan Akari harus berpura-pura sebagai pasangan, sementara Shiori dan Minami juga dipasangkan. Mereka kemudian berusaha mendapatkan poin agar bisa bertukar pasangan.

4. Wolf Girl and Black Prince

Erika meminta Kyouya untuk berpura-pura menjadi pacarnya agar bisa menghindari ejekan teman-temannya. Namun, Kyouya ternyata memiliki sisi yang kasar dan sadis. Erika akhirnya mulai melihat sisi lain dari Kyouya dan perlahan jatuh hati padanya.

5. Oreshura

Eita tidak percaya pada cinta setelah melihat hubungan orangtuanya yang tidak setia. Masuzu memaksa Eita berpura-pura menjadi pacarnya agar bisa menghindari perhatian cowok lain. Hubungan ini pun berubah menjadi lebih rumit dan penuh konflik.

6. Scum’s Wish

Hanabi dan Mugi memutuskan untuk saling menggunakan satu sama lain sebagai pengganti orang yang tidak bisa mereka miliki. Mereka awalnya tidak saling menyukai, tetapi hubungan ini justru membawa mereka ke dunia yang penuh dengan rasa sakit dan kesedihan.

7. Koi to Uso

Dalam sistem pernikahan yang kompleks, Yukari dipasangkan dengan Ririna. Meski ia suka pada Misaki, Ririna bersedia membantu Yukari menjalin hubungan rahasia. Yukari pun terjebak dalam hubungan yang penuh kebohongan dan kebingungan.

8. Rent-a-Girlfriend

Kazuya menyewa pacar untuk menyembunyikan luka hatinya. Pacar sewaannya, Chizuru, ternyata memiliki sifat yang blak-blakan dan pemarah. Saat Kazuya mengunjungi neneknya, Chizuru justru terpaksa berpura-pura menjadi pacarnya.

9. My Love Story with Yamada-kun at Lv999

Akane diputuskan oleh pacarnya karena jatuh cinta pada cewek di game. Untuk mempermalukan mantannya, ia langsung mengklaim Yamada sebagai pacar barunya. Hubungan ini akhirnya berkembang menjadi cinta sejati baik di dalam maupun luar game.

Kesimpulan

Hubungan pacaran pura-pura sering kali menimbulkan drama yang menarik dan penuh perubahan. Dari alasan keluarga hingga pelarian, setiap anime ini menawarkan kisah yang unik dan menghibur. Jika kamu menyukai cerita yang penuh intrik dan perasaan, maka daftar anime ini layak ditambahkan ke watchlist-mu.

Tujuh Tokoh Tionghoa Pahlawan Kemerdekaan Indonesia

Peran Keturunan Tionghoa dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

Sejarah bangsa Indonesia tidak bisa dipisahkan dari peran berbagai elemen masyarakat, termasuk keturunan Tionghoa. Meski secara etnis dan budaya mereka berbeda, para pejuang ini memperlihatkan semangat yang sama untuk membebaskan tanah air dari cengkeraman penjajah. Mereka bekerja tanpa memandang ras atau suku, dan kontribusi mereka menjadi bagian penting dari kemerdekaan Indonesia.

Berikut ini adalah beberapa tokoh keturunan Tionghoa yang turut serta dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia:

  1. John Lie (Daniel Dharma)

    John Lie lahir di Manado pada tahun 1911. Ia adalah seorang perwira Angkatan Laut RI yang aktif selama masa penjajahan Jepang. Ia menempuh pendidikan di sekolah berbahasa Belanda dan kemudian melanjutkan studi militer di Batavia. Salah satu kontribusi besar John Lie adalah berhasil menembus blokade Belanda di Sumatra untuk menukar komoditas Indonesia dengan senjata. Pada tahun 2009, ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional karena jasa-jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan.

  2. Lie Eng Hok

    Lie Eng Hok lahir di Balaraja, Tangerang, pada tahun 1893. Ia aktif sebagai jurnalis di surat kabar Tionghoa bernama Sin Po pada awal abad ke-20. Ia terlibat dalam pemberontakan di Banten pada tahun 1926 dan memberikan informasi rahasia tentang pasukan Belanda kepada para pejuang. Selama pengasingannya di Boven Digoel, ia tetap menolak bekerja sama dengan pemerintah Belanda. Pada tahun 1959, ia diangkat sebagai Perintis Kemerdekaan RI dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal, Semarang.

  3. Sho Bun Seng

    Sho Bun Seng adalah seorang penggiat seni yang juga aktif dalam perjuangan anti-Belanda. Ia bergabung dengan kelompok gerilya dan bertugas memata-matai Pao An Tui, yaitu kelompok Tionghoa pro-Belanda. Setelah kemerdekaan, ia terlibat dalam menumpaskan pemberontakan DI/TII. Sho Bun Seng meninggal pada usia 89 tahun dan dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

  4. Tjia Giok Thwam (Basuki Hidayat)

    Basuki Hidayat lahir di Surabaya pada tahun 1927. Ia terlibat dalam pertempuran melawan Belanda sejak usia 18 tahun. Setelah pensiun dari dunia militer, ia melanjutkan studi di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Ia menerima sejumlah tanda kehormatan atas jasa-jasanya sebagai pejuang kemerdekaan dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Suropati, Malang.

  5. Ferry Sie King Lien

    Ferry Sie King Lien lahir pada tahun 1933 dan ikut mengangkat senjata saat usia 16 tahun dalam pertempuran Solo. Ia bersama rekan-rekannya melakukan berbagai aksi untuk memotivasi rakyat dan menentang propaganda Belanda. Sayangnya, ia gugur dalam pertempuran tersebut. Ia menjadi satu-satunya keturunan Tionghoa yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Jurug, Solo.

  6. Ong Tjong Bing (Daya Sabdo Kasworo)

    Ong Tjong Bing berjuang sebagai dokter yang merawat korban pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Setelah menyelesaikan pendidikan sebagai dokter gigi, ia bergabung dalam militer dan aktif menumpas berbagai pemberontakan. Ia pensiun pada tahun 1976 dengan pangkat Letnan Kolonel.

  7. Soe Hok Gie

    Soe Hok Gie adalah aktivis reformasi yang sangat berpengaruh meskipun tidak terlibat langsung dalam pertempuran kemerdekaan. Ia menyuarakan kritik terhadap pemerintahan Soekarno melalui tulisan-tulisan di media massa. Ia meninggal pada usia 26 tahun, namun catatan-catatan harian dan pemikirannya terus diingat dan diteladani.

Selain tokoh-tokoh di atas, masih banyak lagi pejuang keturunan Tionghoa yang berkontribusi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kegigihan dan dedikasi mereka layak untuk dikenang dan dihargai. Dengan menjaga persatuan dan menghindari sentimen rasial, bangsa Indonesia dapat terus berkembang dan maju.