Manfaat Bernyanyi untuk Kesehatan Mental dan Fisik
Banyak orang yang senang menyanyi di kamar mandi atau kamar pribadi, meski suaranya sering terdengar melengking atau tidak sempurna. Namun, ternyata kebiasaan ini memiliki manfaat yang luar biasa bagi kesehatan mental dan fisik. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa bernyanyi bisa membantu meningkatkan fungsi tubuh dan pikiran, bahkan beberapa dokter merekomendasikan pasien mereka untuk bernyanyi sebagai bagian dari proses pemulihan kondisi kesehatan tertentu.
Berikut adalah berbagai manfaat yang diperoleh dari kebiasaan bernyanyi:
1. Mengurangi Stres
Studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam Frontiers in Psychology Journal menemukan bahwa orang yang bernyanyi baik secara individu maupun dalam kelompok mengalami penurunan tingkat stres. Peneliti mengukur kadar kortisol, hormon stres, sebelum dan setelah peserta bernyanyi. Hasilnya menunjukkan bahwa kadar kortisol menurun, yang menandakan seseorang menjadi lebih rileks. Namun, efek ini hanya terjadi jika bernyanyi dilakukan dalam suasana tenang. Jika dilakukan dalam kompetisi, justru kadar kortisol bisa meningkat.
2. Membantu Mengatasi Kesedihan
Bernyanyi dapat memberikan pelipur lara bagi mereka yang sedang berduka. Studi tahun 2019 yang dipublikasikan dalam BMJ Evidence-Based Medicine Journal menemukan bahwa gejala depresi berkurang dan kesejahteraan tetap stabil pada orang-orang yang mengalami masa duka setelah mereka bernyanyi dalam paduan suara. Selain itu, rasa percaya diri mereka juga meningkat secara bertahap selama 12 minggu studi.
3. Meningkatkan Suasana Hati
Studi tahun 2018 dalam BMJ Evidence-Based Medicine Journal mengevaluasi 20 orang dengan gangguan mental dan menemukan bahwa kesehatan mental mereka meningkat setelah rutin menyanyi. Hal ini menunjukkan bahwa bernyanyi mampu meningkatkan perasaan bahagia dan kesejahteraan umum.
4. Meningkatkan Toleransi terhadap Nyeri
Menyanyi bersama-sama memicu pelepasan endorfin, hormon yang membantu meningkatkan perasaan positif dan mengubah persepsi terhadap rasa sakit. Menurut studi 2012 dalam Evolutionary Psychology, pelepasan hormon ini tidak hanya terjadi saat bernyanyi, tetapi juga saat memainkan alat musik dan menari. Rasa keterhubungan sosial juga turut berperan dalam meningkatkan toleransi terhadap nyeri.
5. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Imunitas tubuh bisa ditingkatkan dengan kebiasaan bernyanyi. Dalam sebuah penelitian 2004 yang diterbitkan dalam Journal of Behavioral Medicine, kadar imunoglobulin A, antibodi yang membantu melawan infeksi, lebih tinggi pada mereka yang bernyanyi dibandingkan yang hanya mendengarkan musik. Meskipun sistem kekebalan tubuh tidak terpengaruh, tingkat stres mereka justru berkurang.
6. Meningkatkan Daya Ingat
Studi 2002 dalam Dementia Journal menemukan bahwa penyanyi bisa meningkatkan daya ingat pada pasien Alzheimer dan jenis demensia lainnya. Mereka lebih mudah mengingat lirik lagu daripada kata-kata biasa. Beberapa pasien juga kembali mengingat kenangan hidup yang pernah terlupakan setelah menyanyi lagu familiar.
7. Mengurangi Dengkuran Saat Tidur
Penelitian 2008 yang diterbitkan dalam Sleep and Breathing Journal menemukan bahwa anggota paduan suara lebih jarang mendengkur dibanding mereka yang tidak bernyanyi. Studi lain menunjukkan bahwa orang yang bermain alat musik tiup juga cenderung lebih sedikit mendengkur. Ini membuat beberapa ahli menyarankan pengidap apnea tidur obstruktif (OSA) untuk bernyanyi dan memainkan alat musik tiup karena potensi manfaatnya.
8. Meningkatkan Fungsi Paru-paru
Karena melibatkan teknik pernapasan, bernyanyi bermanfaat untuk kondisi paru-paru dan pernapasan tertentu seperti asma, PPOK, fibrosis kistik, hingga sklerosis ganda. Studi 2022 dalam Journal of Voice menunjukkan bahwa kadar oksigen dalam darah meningkat saat seseorang bernyanyi.
9. Meningkatkan Kemampuan Bicara
Kemampuan berbicara pada anak autis, penderita gagap, hingga pasien Parkinson bisa meningkat berkat bernyanyi. Studi 2005 dalam Music Perception Journal menemukan bahwa bernyanyi merangsang beberapa area otak secara bersamaan, sehingga pasien dengan gangguan di satu bagian otak bisa menggunakan area lain untuk berkomunikasi. Pengucapan kata-kata juga menjadi lebih mudah karena bunyi setiap kata lebih panjang saat dinyanyikan.