Spesifikasi dan Rekomendasi Asuransi Mobil Daihatsu Xenia

Spesifikasi Daihatsu Xenia

Daihatsu Xenia menjadi salah satu mobil MPV yang sangat diminati oleh masyarakat Indonesia, terutama karena inovasi dan desain yang modern. Dari segi eksterior hingga interior, mobil ini menawarkan tampilan yang lebih dinamis dibandingkan generasi sebelumnya. Fitur keamanan yang disematkan antara lain power door locks, anti theft device, alarm, serta engine immobilizer. Sementara itu, untuk kenyamanan dan hiburan, Xenia dilengkapi dengan fitur-fitur yang membuat pengalaman berkendara lebih menyenangkan.

Mengenai mesin, Xenia memiliki dua pilihan mesin bensin yaitu 1498cc 4-silinder yang menghasilkan tenaga sebesar 105 hp dengan torsi 138 Nm, serta 1329cc 4-silinder yang menghasilkan tenaga 97 hp dengan torsi 122 Nm. Pengguna bisa memilih transmisi manual atau CVT, dengan delapan varian yang tersedia.

Berikut adalah daftar harga OTR Jakarta untuk berbagai tipe Xenia:

  • Xenia 1.3 M M/T: Rp 227.950.000
  • Xenia 1.3 X M/T: Rp 231.150.000
  • Xenia 1.3 R M/T: Rp 242.150.000
  • Xenia 1.3 X CVT: Rp 248.550.000
  • Xenia 1.5 R M/T: Rp 259.350.000
  • Xenia 1.3 R CVT: Rp 259.650.000
  • Xenia 1.5 R CVT: Rp 273.750.000
  • Xenia 1.5 R CVT ASA: Rp 283.650.000

Harga dapat berubah sewaktu-waktu.

Keunggulan Daihatsu Xenia sebagai Mobil Keluarga

Xenia cocok dijadikan mobil keluarga karena beberapa alasan utama. Pertama, kapasitas penumpang mencapai 7-8 orang dengan kabin yang luas dan jok yang nyaman. Kedua, mesin yang tangguh dan efisien dengan penggerak roda belakang membuat mobil ini irit bahan bakar dan stabil. Ketiga, Xenia dilengkapi fitur keselamatan seperti AC digital, sensor parkir depan-belakang, ABS, dan airbag ganda. Terakhir, harga yang terjangkau dan jaringan servis yang luas menjadikannya pilihan praktis bagi keluarga.

Harga Jual Daihatsu Xenia

Harga jual Daihatsu Xenia relatif stabil, terutama untuk model tahun 2015-2018. Harganya bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah, tergantung kondisi dan tipe. Meskipun harga baru mengalami penyusutan, nilai jual kembali Xenia tetap baik berkat popularitas, keandalan, dan ketersediaan suku cadang.

Jenis Asuransi Kendaraan

Beberapa jenis asuransi kendaraan yang tersedia antara lain:

  • Asuransi All Risk: Menyediakan perlindungan menyeluruh terhadap kerusakan kecil maupun besar.
  • Asuransi TLO (Total Loss Only): Memberikan perlindungan jika mobil hilang akibat pencurian atau kerusakan parah.
  • Asuransi Gabungan: Menggabungkan All Risk dan TLO, biasanya berlaku pada masa kredit.

Estimasi Premi Asuransi Mobil Daihatsu Xenia

Premi asuransi untuk Daihatsu Xenia bervariasi tergantung tipe dan tahun kendaraan. Contohnya:

  • Untuk Xenia 1.3 M, M/T, 2025: Mulai dari Rp4.191.000 hingga Rp5.558.000 per tahun.
  • Untuk Xenia 1.3 X, CVT, 2025: Mulai dari Rp4.337.000 hingga Rp5.992.000 per tahun.
  • Untuk Xenia 1.5 R, CVT, 2025: Mulai dari Rp4.794.000 hingga Rp6.833.000 per tahun.

Rekomendasi Asuransi Mobil Daihatsu Xenia

Beberapa rekomendasi asuransi yang bisa dipilih antara lain:

  1. Garda Oto – Menawarkan jaringan bengkel resmi yang luas dan proses klaim yang mudah.
  2. Zurich – Menyediakan layanan darurat dan akses ke lebih dari 500 bengkel rekanan.
  3. Tugu Insurance – Menawarkan proteksi TLO dan All Risk dengan premi terjangkau.
  4. Allianz – Menanggung kerusakan sebagian dan total, serta perlindungan pencurian.
  5. ACA – Menawarkan layanan darurat gratis dan lebih dari 300 bengkel rekanan.

Pertimbangan dalam Memilih Asuransi

Saat memilih asuransi, penting untuk memperhatikan jaringan bengkel yang dimiliki oleh perusahaan asuransi. Pastikan ada bengkel resmi sesuai merek mobil kamu agar proses perbaikan lebih mudah dan berkualitas. Dengan begitu, manfaat asuransi akan lebih optimal.

Laba Perusahaan Otomotif Tidak Menggembirakan di Semester I-2025, Ini Evaluasi Analis

Kinerja Emiten Otomotif di Paruh Pertama Tahun 2025

Beberapa emiten otomotif dan komponen telah mengumumkan kinerja keuangan mereka hingga semester pertama tahun 2025. Mayoritas dari mereka mencatat penurunan dalam laba bersih, meskipun pendapatan masih menunjukkan pertumbuhan.

Di antara emiten Grup Astra, PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) sama-sama mengalami penurunan laba masing-masing sebesar 2,15% dan 7,38%. Namun, pendapatan kedua perusahaan tersebut tetap tumbuh, yaitu masing-masing sebesar 1,81% dan 4,22%.

Sementara itu, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 9,36%, dengan pendapatan naik 2,54% secara tahunan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua emiten otomotif mengalami penurunan kinerja.

Dari sektor komponen otomotif, hasilnya bervariasi. PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) mengalami penurunan pendapatan tipis sebesar 0,32%, sementara laba bersihnya terkoreksi cukup dalam hingga 21,94%. Di sisi lain, PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 2,93%, tetapi harus menghadapi penurunan laba signifikan hingga 58,66%.

PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) juga mengalami tekanan, dengan pendapatan turun 3,28% dan laba bersih terkoreksi 23,92%. Namun, beberapa emiten seperti PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) dan PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) menunjukkan kinerja yang positif. SMSM mencatatkan pendapatan naik 8,75% dan laba bersih melonjak 18,48%, sedangkan DRMA menunjukkan kenaikan laba bersih sebesar 1,31% dan peningkatan penjualan sebesar 8,55%.

Selain itu, PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) juga mengalami kenaikan kinerja fundamental dengan peningkatan pendapatan dan laba masing-masing sebesar 15,43% dan 109,65%.

Faktor Penyebab Kinerja Lesu Industri Otomotif

Equity Research Analyst OCBC Sekuritas, Farrell Nathanael, menjelaskan bahwa ada beberapa faktor utama yang menjadi beban berat bagi kinerja emiten otomotif di semester I-2025. Pertama, daya beli masyarakat yang melemah, terutama di segmen kelas menengah. Kedua, pertumbuhan ekonomi yang belum sepenuhnya kuat memengaruhi sentimen negatif.

Ketiga, kebijakan pajak dan kredit juga memberikan tekanan. Penyesuaian kebijakan pajak seperti PPN dan opsen pajak memengaruhi harga jual kendaraan. Di sisi lain, kenaikan non performing loan (NPL) di sektor lembaga pembiayaan membuat mereka lebih selektif dalam menyalurkan kredit, sehingga akses masyarakat untuk membeli kendaraan secara kredit semakin terbatas.

Keempat, faktor eksternal seperti ketegangan geopolitik dan potensi perang dagang turut membebani. Hal ini memicu kekhawatiran akan inflasi dan kenaikan suku bunga, yang dapat membuat masyarakat semakin menahan diri dari pembelian besar. Selain itu, pelemahan nilai tukar rupiah juga memberikan tekanan pada harga kendaraan.

Proyeksi dan Prospek Industri Otomotif

Melihat kinerja yang lesu industri otomotif di semester I-2025, OCBC Sekuritas merevisi proyeksi penjualan mobil nasional menjadi sekitar 800.000 unit hingga akhir tahun 2025. VP Marketing, Strategy & Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, menyampaikan bahwa tekanan yang dialami industri otomotif pada paruh pertama 2025 disebabkan oleh beberapa faktor utama.

Pertama, penurunan permintaan terlihat dari angka penjualan yang hanya mencapai 474 ribu unit di semester I-2025, turun dari 505 ribu unit pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kedua, terjadi pergeseran permintaan menuju kendaraan listrik berbasis baterai (BEV), yang tercermin dari meningkatnya penjualan BEV hingga sekitar 35 ribu unit, dengan BYD mendominasi pasar sekitar 39%.

Ketiga, pelemahan sektor pembiayaan turut menjadi faktor penekan. Berdasarkan data OJK per Mei 2025, pembiayaan kendaraan baru turun 0,24% secara tahunan menjadi Rp234 triliun. Sejalan dengan itu, tingkat kredit bermasalah (NPF) gross untuk perusahaan multifinance naik menjadi 2,57% dari bulan sebelumnya yang sebesar 2,43%.

Harapan di Sisa Tahun 2025

Farrell menjelaskan bahwa ada berbagai sentimen yang akan mendukung industri otomotif di sisa tahun 2025. Salah satunya adalah ekspektasi penurunan suku bunga, yang dapat meringankan beban cicilan kredit kendaraan dan berpotensi mendorong daya beli masyarakat.

Selain itu, sentimen belanja pemerintah di akhir tahun umumnya dapat menggerakkan roda perekonomian dan memberikan sentimen positif bagi industri. Terakhir, industri otomotif juga akan didukung oleh sentimen hari kerja yang lebih panjang, dengan tidak adanya hari libur panjang atau pemotongan cuti bersama, yang diharapkan meningkatkan aktivitas ekonomi dan produktivitas.

OCBC Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk saham ASII dengan target harga Rp 5.800. Sementara Audi merekomendasikan saham trading buy untuk saham ASII dan AUTO di target harga masing-masing Rp 5.225 dan Rp 2.300 per saham.