Analisis BUMS, Kunci Jawaban Ekonomi Kelas 11 Halaman 18

Panduan Belajar Ekonomi untuk Siswa Kelas 11

Banyak siswa yang membutuhkan panduan belajar ekonomi, terutama dalam menghadapi Kurikulum Merdeka. Salah satu hal yang sering dicari adalah kunci jawaban dari berbagai soal yang diberikan oleh guru. Artikel ini akan membahas kunci jawaban untuk halaman 18 mata pelajaran Ekonomi kelas 11, yang dapat menjadi bantuan bagi siswa maupun orang tua dalam memahami materi.

LEMBAR AKTIVITAS 4: ANALISIS BUMS

Ilustrasi Kasus 1

Talitha, seorang lulusan desain interior yang berusia 22 tahun, ingin memulai bisnis sendiri di bidang desain furniture. Namun, ia tidak memiliki pengalaman dalam bisnis dan butuh modal yang cukup besar. Ia memiliki dua teman yang memiliki modal dan kemampuan bisnis yang baik. Pertanyaannya adalah, bentuk usaha apa yang paling cocok untuk situasi Talitha?

Ilustrasi Kasus 2

Alan dan David, dua sahabat yang sama-sama lulus dari fakultas manajemen bisnis, ingin mendirikan startup bersama. Mereka tidak tertarik bekerja di perusahaan besar. Pertanyaannya adalah, jenis usaha apa yang cocok untuk mereka? Dan bagaimana pengelolaan keuangannya?

Ilustrasi Kasus 3

Ratih, mantan pegawai swasta yang terkena PHK akibat pandemi, memiliki uang pesangon sebesar Rp10 juta. Ia memiliki kemampuan membuat kue dengan variasi yang menarik. Pertanyaannya adalah, jenis usaha apa yang cocok untuk Ratih? Dan bagaimana pengelolaan keuangannya?

Pembahasan Jawaban

Kasus 1

Jenis usaha yang disarankan: Persekutuan Komanditer (CV)

Alasan:

Kombinasi Keahlian dan Modal: Talitha memiliki keahlian teknis, sedangkan teman-temannya memiliki modal dan kemampuan bisnis. CV memungkinkan adanya dua jenis sekutu: sekutu komplementer (aktif) dan sekutu komanditer (pasif).

Pembagian Tanggung Jawab yang Jelas: Talitha bisa fokus pada desain dan produksi, sementara teman-temannya mengelola aspek bisnis dan keuangan.

Modal Lebih Mudah Terkumpul: Dengan bantuan teman-temannya, masalah modal awal Talitha dapat teratasi.

Fleksibilitas dalam Pengelolaan: Struktur CV lebih fleksibel dibandingkan PT, sehingga mudah dalam pengambilan keputusan.

Perlindungan Bagi Penyedia Modal: Sekutu komanditer hanya bertanggung jawab pada modal yang disetorkan, bukan harta pribadi.

Meskipun PT juga mungkin, CV lebih cocok untuk tahap awal karena biaya pembentukan yang lebih rendah dan fleksibilitas dalam pembagian keuntungan.

Kasus 2

Jenis usaha yang disarankan: Perseroan Terbatas (PT)

Alasan:

Perlindungan Hukum: Tanggung jawab pemegang saham terbatas hanya pada modal yang disetorkan.

Kredibilitas dan Profesionalisme: PT lebih profesional dan mudah menarik investor atau mitra bisnis.

Akses Permodalan Lebih Luas: PT memungkinkan pengumpulan modal melalui penerbitan saham.

Kontinuitas Usaha: Jika salah satu pemilik tidak bisa menjalankan bisnis, perusahaan tetap berjalan.

Struktur Organisasi Jelas: PT memiliki struktur formal yang memudahkan pembagian tugas dan tanggung jawab.

Kasus 3

Jenis usaha yang disarankan: Perusahaan Perseorangan

Alasan:

Modal Terbatas: Pendirian perusahaan perseorangan sangat sederhana dan tidak memerlukan banyak biaya.

Kontrol Penuh: Ratih memiliki kendali penuh atas semua aspek bisnis.

Fleksibilitas Tinggi: Mudah menyesuaikan menu, jam operasional, atau strategi pemasaran.

Laba Sepenuhnya Milik Pemilik: Semua keuntungan sepenuhnya menjadi milik Ratih.

Cocok untuk Bisnis Skala Kecil: Cocok untuk usaha kue rumahan atau katering kue.

Namun, kelemahan utamanya adalah tanggung jawab tidak terbatas, yang berarti aset pribadi Ratih bisa ikut terpengaruh jika ada masalah finansial. Namun, dengan skala usaha awal yang kecil, risiko ini dapat dikelola. Jika usaha berkembang pesat, Ratih bisa mempertimbangkan untuk mengubah bentuk usaha menjadi CV atau PT di masa depan.

Kinerja 12 Bisnis Grup Bakrie: Siapa yang Untung dan Rugi?

Kinerja Keuangan Grup Bakrie di Semester Pertama Tahun 2025

Grup Bakrie, yang didirikan oleh Achmad Bakrie pada tahun 1942 sebagai perusahaan perdagangan umum, telah mengalami berbagai perubahan kepemimpinan sepanjang sejarahnya. Pada masa lalu, kepemimpinan dilanjutkan oleh Aburizal Bakrie, yang kemudian memilih untuk pensiun dari bisnis dan beralih ke dunia politik. Saat ini, Grup Bakrie dipimpin oleh Anindya Novyan Bakrie, putra Achmad Bakrie, yang menjadi generasi ketiga dalam keluarga tersebut.

Sebagai CEO dan Presiden Direktur Bakrie & Brothers, Anindya mendorong pengembangan bisnis ke sektor energi terbarukan, termasuk kendaraan listrik melalui PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR). Selain itu, Grup Bakrie juga memiliki bisnis di berbagai sektor seperti infrastruktur, energi, media, dan pertambangan. Meski begitu, grup ini dikenal jarang membagikan dividen kepada pemegang saham karena kerugian yang tercatat dalam beberapa tahun terakhir.

Hingga saat ini, ada 12 perusahaan dalam konglomerasi Grup Bakrie yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Beberapa di antaranya telah melaporkan kinerja keuangan selama semester pertama tahun 2025. Berikut adalah ringkasan kinerja dari 12 emiten tersebut:

1. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR)

Dulunya menjadi induk utama perusahaan-perusahaan Grup Bakrie, BNBR sempat mengalami penurunan harga saham antara 2019–2021. Dalam laporan keuangan semester pertama 2025, BNBR mencatatkan laba bersih sebesar Rp 55,87 miliar, turun 60,04% dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan perseroan juga turun sedikit menjadi Rp 1,77 triliun dari Rp 1,79 triliun secara year on year (yoy).

2. PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR)

Perseroan fokus pada perdagangan mobil dan sepeda motor baru berbasis listrik. VKTR mencatatkan penyusutan laba bersih sebesar 68,69%, yaitu menjadi Rp 4,73 miliar dari Rp 15,11 miliar. Namun, pendapatan naik menjadi Rp 414,03 miliar dari Rp 408,99 miliar secara yoy.

3. PT Bumi Resources Tbk (BUMI)

BUMI bergerak di bidang eksplorasi dan eksploitasi batu bara serta minyak. Laba bersih perseroan turun 75,97% menjadi US$ 20,40 juta dari US$ 84,91 juta. Pendapatan naik menjadi US$ 677,93 juta dari US$ 595,84 juta secara yoy.

4. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)

BRMS mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 156,46% menjadi US$ 22,97 juta dari US$ 8,95 juta. Pendapatan juga meningkat menjadi US$ 120,84 juta dari US$ 61,26 juta secara yoy.

5. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)

Belum melaporkan kinerja keuangan semester pertama tahun 2025.

6. PT Darma Henwa Tbk (DEWA)

Laba bersih DEWA meningkat 1.080% menjadi Rp 167,99 miliar dari Rp 14,23 miliar.

7. PT Visi Media Asia (VIVA)

Laba bersih VIVA meningkat 271,16% menjadi Rp 1,19 triliun dari Rp 697,51 miliar.

8. PT Intermedia Capital Tbk (MDIA)

Laba bersih MDIA juga meningkat 271,16% menjadi Rp 1,19 triliun dari Rp 697,51 miliar.

9. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP)

Laba bersih UNSP turun 102,82% menjadi Rp 16,18 miliar dari Rp 573,12 miliar.

10. PT Bakrieland Development Tbk (ELTY)

Laba bersih ELTY turun 145,81% menjadi (Rp 7,88 miliar) dari Rp 17,20 miliar.

11. PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (JGLE)

Laba bersih JGLE turun 3,46% menjadi (Rp 20,92 miliar) dari (Rp 21,67 miliar).

12. PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL)

Belum melaporkan kinerja keuangan semester pertama tahun 2025.

Ringkasan Kinerja Keuangan 12 Emiten Grup Bakrie

Berikut adalah tabel ringkasan kinerja keuangan 12 emiten Grup Bakrie selama semester pertama tahun 2025:

| No | Emiten | Laba/Rugi Semester I-2025 | Laba/Rugi Semester I-2024 | Naik/Turun (%) |
|—-|————————————-|———————————-|———————————-|—————-|
| 1. | PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) | Rp 55,87 miliar | Rp 139,83 miliar | -60,04% |
| 2. | PT Bumi Resources Tbk (BUMI) | US$ 20,40 juta | US$ 84,91 juta | -75,97% |
| 3. | PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)| US$ 22,97 juta | US$ 8,95 juta | 156,46% |
| 4. | PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) | Belum melaporkan kinerja keuangan| | |
| 5. | PT Darma Henwa Tbk (DEWA) | Rp 167,99 miliar | Rp 14,23 miliar | 1.080% |
| 6. | PT Visi Media Asia (VIVA) | Rp 1,19 triliun | (Rp 697,51 miliar) | 271,16% |
| 7. | PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) | Rp 1,19 triliun | (Rp 697,51 miliar) | 271,16% |
| 8. | PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) | Rp 16,18 miliar | (Rp 573,12 miliar) | 102,82% |
| 9. | PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) | (Rp 7,88 miliar) | Rp 17,20 miliar | -145,81% |
| 10.| PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (JGLE) | (Rp 20,92 miliar) | (Rp 21,67 miliar) | 3,46% |
| 11.| PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) | Belum melaporkan kinerja keuangan| | |
| 12.| PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) | Rp 4,73 miliar | Rp 15,11 miliar | -68,69% |

Kinerja keuangan Grup Bakrie menunjukkan variasi yang signifikan antar perusahaan. Beberapa emiten mengalami penurunan laba, sementara yang lain berhasil meningkatkan kinerja. Meskipun demikian, sebagian besar perusahaan masih belum membagikan dividen kepada para pemegang saham.