11 Lagu Taylor Swift yang Viral di TikTok, Favoritmu?

Taylor Swift dan Lagu-Lagunya yang Viral di TikTok

Taylor Swift menjadi salah satu penyanyi yang sangat populer di TikTok. Banyak lagu-lagunya sering kali muncul sebagai background atau challenge dalam video-video pengguna platform ini. Bahkan, beberapa lagu lama miliknya kembali booming setelah viral di TikTok. Setelah satu lagu viral, lagu-lagu Taylor secara bergantian menjadi trending di TikTok.

Berikut adalah daftar lagu Taylor Swift yang viral di TikTok dan patut kamu ketahui:

1. All To Well

Pernah mengikuti tren curhat “Mbak Taylor” di TikTok? Lagu All To Well menjadi background untuk video challenge tersebut. Lirik seperti “And maybe we got lost in translation” dan “I remember it all too well” sangat ikonis. Lagu ini juga relatable dengan keresahan hidup yang dialami sebagian orang.

2. Snow On The Beach

Lagu ini dibawakan oleh Taylor Swift bersama Lana Del Rey. Suara mereka berpadu apik dan harmonisasi yang keren membuat lagu ini menjadi tren di TikTok. Lirik seperti “Now it’s like snow at the beach” menambah kesan indah dari lagu ini.

3. Anti-Hero

Lagu Anti-Hero memang bikin seseorang introspeksi diri. Lirik seperti “It’s me, hi, I’m the problem, it’s me” mengajak pendengar untuk tidak menyalahkan orang lain, tetapi lebih fokus pada diri sendiri.

4. You’re On Your Own, Kid

Lagu ini cocok bagi siapa saja yang merasa sendirian dan kesepian. Lirik seperti “You’re on your own, kid” menggambarkan perasaan kehilangan dan kesedihan. Lagu ini bisa relate dengan apa yang kamu rasakan.

5. Cruel Summer

Melodi awal lagu ini sangat familiar. Lagu Cruel Summer sering muncul di TikTok dan media sosial lain. Lirik seperti “It’s a cruel summer” mencerminkan perasaan cinta yang penuh tantangan.

6. Daylight

Lagu Daylight mengisahkan pengalaman Taylor dalam hubungan masa lalu. Lirik seperti “Like daylight, like daylight” mengajak pendengar untuk fokus pada hubungan saat ini dan merasa bahagia.

7. Foolish One

Lagu Foolish One sering digunakan sebagai challenge di TikTok. Selain enak didengarkan, lagu ini juga memiliki makna yang bagus. Ia mengingatkan pendengar untuk tidak melakukan kesalahan yang sama berulang kali.

8. Bejeweled

Lirik “Nice!” menjadi bagian yang mudah diingat. Lagu ini tentang seseorang yang menghargai dirinya sendiri. Judul lagu yang berarti “berhiaskan berlian” sesuai dengan makna liriknya.

9. Dress

Meski sudah dirilis lima tahun lalu, Dress berhasil menjadi viral di TikTok. Lagu ini menggambarkan gejolak cinta seseorang. Dugaan kuat menyebutkan bahwa lagu ini terinspirasi dari mantan Taylor Swift, Joe Alwyn.

10. Slut!

Kalimat terakhir dalam lirik Slut! pasti sudah tidak asing lagi. Lagu ini sering digunakan sebagai background video TikTok, sehingga viral. Lagu ini bercerita tentang seorang wanita yang berdandan untuk cowok yang disukainya, tetapi dipandang negatif oleh banyak orang.

11. 22

Lagu 22 yang dirilis pada 2013 kembali booming di TikTok. Lagu ini bernuansa ceria dengan melodi upbeat. Banyak pengguna TikTok suka menggunakannya sebagai background untuk video-video yang penuh semangat.

Banyak lagu Taylor Swift yang viral di TikTok. Lagu-lagunya tidak hanya enak didengarkan, tetapi juga memiliki makna yang dalam. Apakah kamu pernah ikut tren lagu-lagunya dengan membuat video TikTok juga?

Ketika Musik Membuat Pemilik Kafe Berpikir Keras

Musik di Caf: Tantangan dan Solusi dalam Dunia Industri FnB

Tahun 2010 adalah tahun yang sangat berkesan bagi saya. Di masa itu, saya pertama kali mengenal atmosfer kafe. Tempat tersebut terasa nyaman untuk sekadar menikmati secangkir kopi sambil berbincang dengan teman-teman. Saat itu, saya tidak pernah membayangkan bahwa musik yang diputar di kafe bisa menjadi masalah seperti sekarang ini.

Dulu, suara musik di kafe hanya berupa lagu dengan volume yang rendah. Suara blender atau suara dapur seperti memasak nasi goreng atau membuat susu kocok masih bisa terdengar jelas. Namun, kini musik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari industri F&B, termasuk kafe, restoran, bahkan warung nasi padang atau warteg. Banyak pemilik usaha yang memasang speaker aktif lengkap dengan koneksi Bluetooth. Setiap pemilik kafe tampaknya memiliki kebebasan untuk memilih genre musik sesuka hati, mulai dari jazz lembut hingga koplo yang riuh.

Menikmati kopi, nasi kebuli, atau kentang goreng crispy di kafe sering dilakukan. Alunan musik tertentu bisa memberikan suasana yang lebih menyenangkan saat berkumpul dengan teman. Namun, ada kalanya musik justru menjadi gangguan. Bagi saya, musik harus memberikan manfaat, bukan malah menyiksa pendengarnya. Beberapa kafe memutar lagu DJ Remix dengan bass yang berlebihan, yang justru mengganggu pengunjung yang ingin berbicara santai.

Kafe sejatinya adalah tempat untuk nongkrong, di mana ide-ide baru dan inspirasi bisa muncul melalui obrolan ringan. Pemilik kafe harus bijak dalam memilih musik dan mengatur volumenya. Banyak pengunjung datang untuk curhat atau berdiskusi, jadi jangan sampai musik justru membuat mereka merasa tidak nyaman.

Di sisi lain, keheningan juga bisa menjadi hal yang menyenangkan bagi sebagian orang. Ada yang menyukai suasana sunyi dan alami tanpa adanya suara speaker. Mereka lebih memilih menikmati kafe dengan suara alami lingkungan sekitar.

Regulasi Royalti Musik di Kafe

Musik adalah bahasa universal, tetapi selera musik sangat personal. Dulu, wawasan tentang musik ditentukan oleh media mainstream seperti TV, radio, dan majalah. Kini, setiap orang bisa memutar musik sesuka hati asalkan memiliki kuota internet. Banyak pemilik kafe memanfaatkan ini untuk menciptakan suasana yang lebih hidup.

Namun, ketika isu royalti musik muncul, topik ini menjadi trending, terutama di kalangan musisi dan pemilik usaha F&B. Tarif royalti sebesar Rp120.000 per kursi dalam setahun menjadi polemik. Pertanyaannya, bagaimana jika kafe tidak menyediakan kursi, melainkan lesehan?

Tujuan regulasi ini adalah agar musisi tetap mendapatkan pendapatan yang layak. Namun, penegakan hukum terkait ini masih abu-abu. Saya ragu apakah kafe di desa akan didatangi pihak terkait karena memutar lagu tanpa bayar royalti. Meski begitu, banyak pemilik kafe merasa beban ekonomi semakin berat. Bahkan membayar koneksi Wi-Fi saja sudah menjadi beban, apalagi tambahan royalti.

Beberapa pemilik kafe memilih memutar suara alam, seperti burung atau gemericik air. Ternyata, hal ini juga tidak terlepas dari aturan royalti. Polemik ini seperti debat tanpa akhir antara musisi yang ingin haknya dihargai dan pemilik usaha yang ingin memutar musik tanpa biaya tambahan.

Solusi untuk Tantangan Royalti Musik

Hukum tidak mengenal perasaan, hanya mengenal pelapor, tersangka, dan bukti. Musisi berhak mendapatkan royalti atas kerja kerasnya, termasuk menulis lirik, merekam instrumen, hingga mixing dan mastering. Proses ini bisa memakan waktu hingga 8 jam atau lebih.

Pemilik kafe juga ingin memutar lagu untuk memperkaya suasana. Pengunjung ingin menikmati suasana kafe setelah seharian berada dalam rutinitas. Jadi, bagaimana solusinya?

Salah satu solusi adalah kolaborasi antara musisi dan LMKN (Lembaga Manajemen Kekayaan Intelektual) dengan dinas atau kementerian terkait. Mereka bisa menyosialisasikan lagu-lagu yang wajib bayar royalti, serta menjelaskan hak dan kewajiban serta sanksi bagi pelanggar.

Pemilik kafe harus sadar bahwa aturan tetap aturan. Meskipun ada cara mengakali, seperti memutar musik bebas royalti atau menggunakan AI untuk membuat musik sendiri, mereka tetap harus mematuhi hukum.

Pengunjung juga memiliki hak untuk menikmati suasana kafe tanpa gangguan. Sebelum memesan makanan dan duduk, pastikan Anda tahu kondisi kafe. Apakah musiknya mengganggu atau tidak. Dengan demikian, semua pihak bisa merasa puas dan nyaman.