Puisi Kemerdekaan 17 Agustus: Inspirasi untuk Lomba dan Perayaan
Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-80 pada tanggal 17 Agustus 2025, masyarakat Indonesia kembali mempersiapkan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk memperingati momen penting ini. Salah satu bentuk perayaan yang populer adalah lomba membaca puisi dengan tema Kemerdekaan. Lomba ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana untuk menggugah semangat nasionalisme di kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Menyusun puisi tentang Kemerdekaan bisa menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi mereka yang belum memiliki pengalaman dalam menulis. Namun, dengan referensi yang tepat, setiap orang dapat menciptakan puisi yang bermakna dan penuh makna. Berikut ini beberapa contoh puisi Kemerdekaan 17 Agustus yang bisa menjadi inspirasi untuk lomba atau acara perayaan:
1. Merdeka, Kini dan Nanti
Karya: Ahmad Suryadi
Merdeka ini adalah upaya yang tak kenal lelah
Usaha yang tak pernah menyerah
Merdeka ini adalah cucuran keringat dan darah
Yang setia mencucur hingga melimpah ruah
Merdeka ini adalah lelah
Lelah yang dirasakan oleh setiap jiwa
Merdeka ini tak mudah digapai
Karena berjuta ton darah raib serta tergadai
2. Langit Merah Putih di Ujung Agustus
Langit sore itu tak hanya jingga,
ia merah-putih, bergulung seperti cerita tua.
Tujuh belas Agustus bukan sekadar tanggal,
ia luka dan doa yang menjadi sembuh di dada bangsa.
Kini kita menapak jalan digital,
tapi merdeka tetaplah tentang suara yang tak dibungkam,
tentang langkah yang tak digiring,
dan mimpi yang tak dicuri malam.
3. Suara Dari Tanah Merdeka
Dulu, ketika malam masih gelap,
Jerit rakyat menggema dari balik senyap.
Bambu runcing, tekad membara,
Tak kenal takut, demi Indonesia merdeka.
Tanah ini pernah disiram darah,
Dari para pahlawan yang tak kenal lelah.
4. Kulihat Patung Pejuang
Karya: Ryan Rachman
Kulihat Patung Pejuang
Ku lihat patung pejuang
Berdiri di tepi jalan
Yang satu terluka
Yang lain memapahnya
Keduanya seolah berkata:
“Lihat tetes darah kami nak
Membasah di haribaan ibu pertiwi
Tak sempat kami melihat kalian
Hidup nyaman tanpa ketakutan”
5. Hari Itu, Bangsaku Bahagia
Karya: Asty Kusumadewi
Indonesia adalah negara kaya
Negara penuh budaya
Negara yang selalu jaya
Di setiap generasinya
Namun, ada kisah nyata di balik itu semua
Penjajahan di mana-mana
Perjuangan melawan penjajah durjana
Dengan semangat juang 45
Pertumpahan darah di tanah air
Saksi bisu perjuangan bangsa
Dengan satu keinginannya
Tekad kuat untuk merdeka!
6. Semangat Merdeka
Karya: Shandy
Di bawah mentari merah menyala,
Kita berdiri tegak tanpa cela.
Kemerdekaan, cita-cita kita semua,
Tak tergoyahkan oleh badai atau hujan.
Dulu dijajah, dirundung belenggu,
Namun semangat merdeka tak pernah pudar.
7. Kamilah Yang Pantas Merdeka
Karya: Annuquyah
17 Agustus kembali datang
Banyak sejarah, banyak pengorbanan, banyak peninggalan
Buku sejarah yang menceritakan
Musium yang mengabadikan
Inilah kami tidak takut gugur di medan perang
Tujuan kami bukan kematian melainkan kemerdekaan abadi
8. 17 Agustus di Dunia Maya
Status berganti, avatar memerah-putih,
sementara rakyat kecil masih menunggu sinyal.
Merdeka, katanya,
tapi kenapa suara rakyat tak viral seperti selebritas?
Mari rayakan dengan bijak,
agar kemerdekaan tak hanya jadi tren
yang hilang besok pagi.
9. Negeri Ini Pernah Terjajah
Negeri ini pernah dijajah,
Tanahnya dikuasai, rakyatnya terbelah.
Lidah dibungkam, hati disayat,
Hidup serasa seperti tak punya tempat.
Namun dari luka lahirlah nyala,
Nyala semangat yang tak bisa padam begitu saja.
10. Pemuda Pahlawan
Karya: Riky Fernandes
Gelagat keharuan tercium bagai bangkai kecoa yang mulai hancur.
Waktumu tidak banyak di atas fana.
Rapatkan jari-jemarimu agar sampai menuju menara
Bulatkan tekadmu untuk melawan arus kebencian setiap manusia-manusia itu.
11. Terima Kasih Pahlawan
Karena jasamu kita merdeka
Hidup di ujung barat hingga timur
Tanpa takut dan gugup yang membara
Kau rela mati demi kami
Kau rela miskin demi kami
Kau rela menderita demi kami
12. Gema Merdeka
Karya: Reva Alya Novisha
Desing peluru yang tak bertuan,
Pembunuhan dan pembantaian,
Derap langkah sang gerilya,
Memupuk tekad dan lencana.
Senapan kau balas keris,
Bom kau balas bambu,
Meriam kau adu belati,
Demi negeri,
Demi sang saka berkibar dengan syahdu.
13. Tanyaku Sederhana
Karya: Muhammad Sifak Almurtadho
Aku adalah seribu tahun lalu mencoba melawan semua kalah
Dan luka untuk kubawa pergi merenggut semua kalimat asa untuk merdeka angkasa surya menopang semua deru ombak derita ringkus habis semuanya!
14. Merah Putih Dalam Dada
Merah di dadaku bukan sekadar warna,
Ia nyala semangat yang membara.
Putih di dadaku bukan sekadar cahaya,
Ia lambang tulus jiwa bangsa.
Setiap kali benderamu berkibar,
Hati ini selalu bergetar.
15. Perjuangan Panjang
Malam-malam penuh pertarungan
Kemana siang kami, tak kembali
Malam menjadi semakin pekat, dan semakin keruh permasalahannya
Diskusi yang tidak kunjung berakhir
Penat, lelah, kami terus beradu mulut
Memaki, tanpa ada benci dalam hati
Hanya untuk satu kata sepakat yang begitu alot
Untuk kalimat yang tertahan
Kesepakatan yang tidak kunjung usai
Untuk tanah air yang kian lelah akan penjajah
Merdeka adalah harga mati yang harus segera di bayar sah