Apa Itu Saham Blue Chip? Pengertian dan Ciri-ciri

Apa Itu Saham Blue Chip dan Mengapa Banyak Investor Memilihnya?

Saham menjadi salah satu instrumen investasi yang populer di Indonesia karena bisa dimulai dengan modal relatif kecil dan menawarkan potensi imbal hasil yang cukup besar. Di antara berbagai jenis saham, istilah “saham blue chip” sering muncul sebagai rekomendasi karena dianggap sebagai pilihan yang aman dan menguntungkan bagi banyak investor.

Pengertian Saham Blue Chip

Saham blue chip adalah kategori saham yang terdiri dari emiten-emiten dengan kondisi keuangan prima dan memiliki pendapatan yang stabil. Istilah ini juga dikenal sebagai saham lapis satu karena memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Perusahaan yang masuk dalam daftar saham blue chip banyak diburu oleh investor karena reputasinya yang tinggi dan potensinya untuk memberikan imbal hasil yang stabil dalam jangka panjang.

Sejarah istilah “blue chip” bermula dari Oliver Gingold pada tahun 1923 atau 1924 saat ia berada di bursa saham Amerika Serikat. Ia melihat tren saham-saham seharga USD 200-USD 250 (sekitar Rp3,3 juta hingga Rp4,1 juta) yang harganya sangat tinggi dan menarik minat investor. Setelah itu, ia menyampaikan ide ini kepada temannya dan menyarankan untuk menulis “blue chip stocks” atau saham-saham kepingan biru. Dari sana, istilah ini mulai dikenal dan digunakan hingga saat ini.

Ciri-Ciri Saham Blue Chip

Perusahaan yang masuk dalam kategori saham blue chip biasanya memiliki beberapa ciri-ciri yang mirip, yaitu:

  1. Memiliki Nilai Kapitalisasi Pasar yang Besar

    Perusahaan dengan kategori saham blue chip umumnya memiliki kapitalisasi pasar di atas Rp40 triliun.

  2. Market Leader di Sektor Industrinya

    Perusahaan blue chip biasanya telah beroperasi selama puluhan tahun dan memiliki produk yang sudah dikenal oleh masyarakat luas.

  3. Kondisi Fundamental Perusahaan yang Baik

    Perusahaan ini memiliki laporan keuangan yang sehat dan struktur manajemen yang profesional. Mereka juga sering mencatatkan laba yang konsisten dan pertumbuhan yang stabil.

  4. Konsisten Membagikan Dividen

    Banyak perusahaan blue chip membagikan dividen secara konsisten, biasanya selama minimal 10 tahun terakhir.

  5. Memiliki Reputasi Tinggi

    Saham blue chip seringkali ramai diperdagangkan baik oleh individu maupun lembaga. Mereka juga umumnya masuk dalam indeks seperti LQ45 dan IDX30.

Keuntungan Berinvestasi di Saham Blue Chip

Berikut beberapa keuntungan yang bisa Anda dapatkan jika memilih saham blue chip:

  1. Potensi Keuntungan Jangka Panjang

    Meskipun harga sahamnya tidak mengalami lonjakan tajam dalam waktu singkat, perusahaan blue chip cenderung tumbuh secara stabil dan memberikan hasil yang baik dalam jangka panjang.

  2. Risiko Relatif Lebih Rendah

    Saham blue chip dianggap lebih aman dibandingkan saham perusahaan kecil atau baru. Perusahaan ini telah terbukti bertahan dan berkembang dalam jangka waktu yang lama, sehingga risikonya lebih terukur.

  3. Pendapatan Dividen yang Stabil

    Saham blue chip sering memberikan dividen yang stabil, yang bisa menjadi sumber pendapatan pasif bagi investor.

  4. Likuiditas yang Tinggi

    Saham blue chip memiliki likuiditas tinggi, artinya mudah untuk dibeli dan dijual di pasar, memberikan fleksibilitas bagi investor.

Contoh Saham Blue Chip di Bursa Efek Indonesia

Di Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat 45 perusahaan yang masuk dalam kategori saham blue chip. Beberapa contohnya antara lain:

  • Saham ADRO (Adaro Energy)
  • Saham AMRT (Sumber Alfaria Trijaya)
  • Saham ANTM (Aneka Tambang)
  • Saham ASII (Astra International)
  • Saham BBCA (Bank Central Asia)
  • Saham BBNI (Bank Negara Indonesia)
  • Saham BBRI (Bank Rakyat Indonesia)
  • Saham BBTN (Bank Tabungan Negara)
  • Saham BFIN (BFI Finance Indonesia)
  • Saham BMRI (Bank Mandiri)
  • Saham BRPT (Barito Pacific)
  • Saham BUKA (Bukalapak.com)
  • Saham CPIN (Charoen Pokphand Indonesia)
  • Saham EMTK (Elang Mahkota Teknologi)
  • Saham ERAA (Erajaya Swasembada)

Namun, perlu dicatat bahwa daftar ini hanya sebagian contoh dan tidak bersifat tetap. Selama saham tersebut memenuhi kriteria tertentu, maka mereka bisa digolongkan sebagai saham blue chip.

Perhatikan Rekomendasi Teknis Mirae Sekuritas: PANI, PGEO, dan TOBA, Kamis (7/8)

Pergerakan IHSG dan Analisis Teknikal Saham

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Rabu (6/8/2025) dengan penurunan sebesar 0,15% atau turun 11,44 poin ke level 7.503,75. Dari sisi teknikal, indeks ini menunjukkan tren jangka pendek yang cukup kuat. Nilai r-squared sebesar 0,890 dan slope sebesar 30,25 mengindikasikan bahwa indeks sedang berada dalam fase naik yang konsisten. Fluktuasi harga masih dalam batas moderat dengan deviasi standar sebesar 1,6.

Level resistance terdekat untuk IHSG berada di 7.562,90 (0,79%) dan 7.607,46 (1,38%), sedangkan support berada di 7.467,94 (-0,48%) dan 7.417,55 (-1,15%). Rentang support–resistance yang sempit menunjukkan potensi konsolidasi dalam jangka pendek. Investor disarankan untuk waspada terhadap kemungkinan pembalikan teknikal minor jika IHSG gagal menembus resistance atas dalam 1–2 hari ke depan.

Dari sisi momentum, indikator teknikal berada di wilayah positif namun belum ekstrem. RSI di 67,83 dan MFI di 80,20 menunjukkan tekanan beli yang kuat, meskipun mulai mendekati area overbought. W%R (-52,66) dan CMO (35,67) mengonfirmasi bias bullish, namun juga memberi sinyal bahwa ruang kenaikan mulai terbatas. Level kritis untuk IHSG adalah 7.400.

Selain analisis IHSG, beberapa saham juga dianalisis secara teknikal. Berikut rekomendasi untuk saham-saham tersebut:

1. PT Pantai Indah Kapuk 2 Tbk (PANI)

Saham PANI menunjukkan karakteristik pergerakan agresif dengan beta tinggi (2,092) dan standar deviasi 1,43. Korelasi tinggi terhadap benchmark (correlation 0,94) menandakan pergerakan PANI masih sinkron dengan arah pasar. Secara momentum, indikator mulai menunjukkan tekanan jual yang besar. RSI berada di 30,93 dan CMO -38,14, mendekati area oversold.

Support untuk PANI berada di 15.300 dan 14.800, sedangkan resistance terdekat di 16.350 dan resistance kuat di 16.875. Dengan r-squared 0,846 dan slope 208,52, tren penurunan tampak kuat secara statistik. Strategi terbaik saat ini adalah menunggu konfirmasi reversal sebelum melakukan entry baru. Cut loss level di 14.800.

2. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO)

Saham PGEO menunjukkan karakteristik pergerakan sangat volatil dengan beta tinggi di 2,873 dan price volatility ratio 5,62. Dengan r-squared sebesar 0,729 dan correlation 0,90, pergerakan saham ini masih cukup kuat mengikuti tren pasar. Dari sisi momentum, tekanan jual masih dominan namun mulai mendekati area jenuh jual. RSI berada di 32,95, CMO -34,11, dan W%R -66,52 — semuanya mengindikasikan bahwa PGEO hampir masuk ke zona oversold.

Support kuat untuk PGEO berada di kisaran 1.590 dan 1.555, sedangkan resistance jangka pendek di 1.660 dan resistance lanjutan di 1.695. Dengan slope hanya 12,43, kekuatan tren jangka pendek masih lemah. Strategi konservatif atau menunggu sinyal pembalikan lebih ideal dalam kondisi saat ini. Cut loss level di 1.550.

3. PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA)

Saham TOBA memperlihatkan karakteristik yang sangat agresif dengan beta sebesar 3,275 dan price volatility ratio mencapai 10,27. Dengan r-squared 0,800 dan correlation 0,91, pergerakan saham masih cukup konsisten mengikuti arah pasar. Indikator momentum mengindikasikan kondisi pasar yang sangat jenuh jual. RSI hanya 21,31, CMO -57,37, dan MFI 26,85—semuanya memperlihatkan bahwa tekanan jual sudah dalam zona ekstrem.

Support terdekat untuk TOBA berada di 1.060, sedangkan support kuat di 1.030. Resistance jangka pendek ada di 1.110 dan 1.135. Dengan slope yang relatif landai (16,90) dan momentum yang masih negatif, strategi terbaik adalah menunggu sinyal konfirmasi pembalikan dengan volume mendukung sebelum melakukan entry agresif. Cut loss level di 1.030.